Rabu, 11/04/2018 16:16 WIB
Yogyakarta – Sempitnya lahan pertanian tidak menyurutkan kreatifitas dan semangat petani di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Berbagai inovasi pun dilakoni, seperti petani di Kabupaten Gunungkidul. Mereka menggunakan sistem surjan, melakukan penanaman di pekarangan rumah hingga di lahan pemakaman.
Sistem surjan sendiri adalah sistem penanaman yang dicirikan dengan perbedaan tinggi permukaan bidang tanam pada suatu luasan lahan. Dengan perbedaan tinggi, bidang yang tinggi dapat ditanami sayur, buah, jagung dan palawija lainnya, sedangkan bidang yang rendah dapat ditanami padi.
Upaya tersebut tidak sia-sia, menurut laporan capaian upaya khusus padi, jagung dan kedelai (Upsus Pajale) masa tanam Oktober 2017 hingga Maret 2018 luas tambah tanam tanam jagung di DIY tembus 53.837 hekatare atau mencapai 110,56 persen dari target yaitu surplus sebesar 10,54 persen atau seluas 5.144 hektare dari target yang ada.
Kepala Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan Badan Karantina Kementerian Pertanian (Kementan), Arifin Tasrif menjelaskan beberapa hasil target luas tambah tanam (LTT) Oktober 2017 hingga Maret 2018 di dua komoditas utama lainnya yaitu padi dan kedelai.
KPK Didesak Periksa Anggota BPK yang Keluarkan WTP Kementan Era SYL
SYL Pakai Uang Kementan Rp 360 Juta Beli Sapi Kurban
Kejagung Periksa 3 Pegawai Kementerian ESDM Terkait Korupsi Timah
Selain jagung, Provinsi DIY juga mengalami kenaikan LTT untuk komoditas padi sebesar 2.681 hekater dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. Sedangkan persentase pencapaian target LTT nya sendiri sebesar 99,39 persen (123.503 ha) dari target 124.678 hektare.
Beberapa kendala yang dihadapi yaitu seperti adanya penggunaan lahan sawah produktif untuk pertanaman komoditas lain seperti tebu dan cabai, selain adanya efek siklon tropis yang menyerang sekitar 2.000 hektare lahan persawahan.