Giliran Presiden Turki Kutuk Serangan Kimia di Suriah

Rabu, 11/04/2018 08:12 WIB

Ankara - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengutuk pelaku pembantaian di Douma, Ghouta Timur, Suriah. Ia mengatakan pelaku serangan kimia akan membayar harga yang mahal. 

"Mereka yang melakukan pembantaian ini pasti akan membayar harga yang mahal," ujar Erdogan.

Pernyataan yang sama juga dilontarkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump beberapa hari lalu. Ia mengatakan akan mengambil keputusan untuk merespon  serangan gas kimia di wilayah tersebut satu hingga dua hari ke depan tanpa perlu menunggu keputusan perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

"Ini menyangkut kemanusiaan dan tidak boleh dibiarkan begitu saja. Apakah itu dilakukan Rusia, atau Suriah, atau Iran, atau ketiganya bersama-sama, kami akan mengusutnya," kata Trump di Gedung Putih, pada Selasa (10/4) waktu setempat.

Trump mengatakan Amerika Serikat menerima penjelasan yang baik terkait siapa yang melakukan serangan itu. Publik akan segera mengetahui tanggapan militer negeri yang dijuliki Paman Sam.

"Kami sudah melewati masa menarik simpati. Kami sekarang berada dalam posisi untuk melihat keadilan bagi dunia," kata Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Nikki Haley, dalam rapat darurat Dewan Keamanan terkait serangan Sabtu pekan lalu.

Pada Sabtu (7/4) malam, pasukan rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad meluncurkan serangan gas beracun ke distrik Douma di Ghouta Timur. Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 78 warga sipil, menurut badan pertahanan sipil setempat, White Helmets.

 

 

 

TERKINI
DPR Minta Jepang Ajarkan Smart Farming ke Petani Muda Indonesia MU Belum Rela Berpisah dengan Greenwood Gerindra Tegaskan Tak Punya Masalah dengan PKS Haaland Sebut Peran Pep di Balik Quadtrick Kontra Wolves