Minggu, 01/04/2018 08:20 WIB
Sidoarjo – Pengasuh Pondok Pesantren Progresif Bumi Sholawat KH Agoes Ali Masyhuri mengajak warga Nahdlatul Ulama (NU) menyatukan suara untuk kader NU Abdul Muhaimin Iskandar, yang bakal maju sebagai calon wakil presiden (cawapres) dalam pemilihan presiden (pilpres) 2019 mendatang.
Menurut KH Ali Masyhuri, selama ini NU hanya dicitrakan sebagai ormas dengan pengikut terbesar di Indonesia. Namun fakta itu tak dijumpai ketika dihadapkan pada panggung politik.
“Kita ini besar di dalam jumlah, tapi miskin atau kecil di dalam peran. Karena apa? Belum mampu kita mewujudkan nashbul imamah (kepemimpinan Islam). Kalau di bidang yasinan, istighosah, manaqiban, itu baru jagonya NU,” kata Kiai Ali dalam deklarasi Cak Imin Cawapres oleh Ulama Nusantara di Pondok Pesantren Progresif Bumi Sholawat, Lebo Sidoarjo, Jawa Timur, pada Sabtu (31/3) kemarin.
Kenyataan miris di lapangan, kata Kiai Ali, juga muncul karena banyak nahdliyyin yang cenderung ‘terjajah’ dan mengekor pada orang non NU dalam kaitannya dengan politik praktis. Walhasil, suara ormas terbesar bentukan KH Hasyim Asy’ari itu terpecah belah.
Cak Imin sebut Hanif Dhakiri jadi Menteri Prabowo
PKB dan PPP sepakat Koalisi di Pilkada 2024
Tanggapan Anies soal Nasdem dan PKB dukung Prabowo
“Sekarang tak banyak nahdliyyin yang bercita-cita sebagai kusir, malah sebaliknya, merasa nyaman menjadi ‘budak’,” tegasnya.
Dengan demikian, Kiai Ali memandang pencalonan Cak Imin sebagai cawapres merupakan titik balik NU menempati posisi strategis di Tanah Air.
Menurutnya, bila jabatan wakil presiden selama periode 2019-2024 bisa diamankan, maka tak ada kesulitan untuk menembus kursi nomor satu di Republik Indonesia pada periode selanjutnya.
“Memang idealnya capres, tapi realitas politik, cawapres lah. Siapa saja yang siap jadi wakil presiden pada perhelatan sekarang, akan mudah jadi presiden pada periode selanjutnya,” pungkas Kiai Ali.
Keyword : PKB Pemilu 2019 Cak Imin Ulama Kiai