Kamis, 08/03/2018 13:31 WIB
Indramayu - Penanggung jawab program upaya khusus (upsus) padi, jagung, dan kedelai (pajale) Jawa Barat, sekaligus Kepala Badan Karantina Pertanian, Banun Harpini mengatakan, untuk mengantisipasi anjloknya harga gabah Kementerian Pertanian sudah menyiapkan harga fleksibilitas.
Pernyataan Harpini itu menganggapi sambutan Anna Sophiana yang memberkan keluhan yang masih dihadapi petani Indramayu. Di antaranya, harga anjlok saat panen raya dan infrastruktur saluran irigasi primer, sekunder maupun tersier masih ada kerusakan.
"Untuk harga gabah kering panen Rp4440, Rp5520 harga ditingkat kering panen dan Rp8770 harga beras medium. Jadi saat panen raya nanti tidak akan ada gabah yang harganya dibawah harga fleksibelitas," kata Harpini saat tanam dan serap gabah (sergab) di Kecamatan Terisi Kabupaten Indramayu, Rabu (7/2).
Sementara untuk masalah infrastruktur perairan kementerian pertanian telah berkoordinasi dengan kementerian Perusahaan Umum (PU) yang memiliki wewenang menyelesaikan masalah saluran primer dan sekunder.
KPK Berpeluang Tetapkan Keluarga SYL Tersangka TPPU
Ghufron Akui Sempat Diskusi dengan Alexander Marwata Soal Mutasi ASN Kementan
KPK Berpeluang Tetapkan Keluarga SYL Tersangka TPPU
"Kita tinggal bersabar saja sekarang, insyaAllah 2019 selesai" ujar Banun.
Karena yang dapat ditangani kementerian pertanian secara langsung hanyalah pada saluran tersier saja. "Kita akan dorong melalui program padat karya agar 41 persen saluran tersier yang rusak dapat segera diatasi" jelas Banun.
Luasan lahan yang dipanen seluas 150 ha dengan produktivitas 9,7 ton per ha. Panen ini dilakukan bertahap dari total sekitar 1000 ha yang siap dipanen.
Bupati Indramayu, Anna Sophiana, mengatakan produksi padi kabupaten Indramayu 1,7 juta ton per tahun, sementara konsumsi masyarakat Indramayu hanya 250ribu ton. "Setiap tahun kami surplus 1,2 juta ton per tahun."Keyword : Kementan Banun Harpini