Rabu, 07/03/2018 07:02 WIB
Jakarta - Sejak Theresa May menjadi Perdana Menteri, jumlah lisensi terbuka untuk senjata ke Arab Saudi melejit. Demikian menurut data pemerintah yang dianalisis oleh Sky News.
Antara Juli 2016 dan September 2017, 50 lisensi terbuka telah dikeluarkan, dibandingkan dengan 32 yang dikeluarkan dalam 15 bulan sebelum May memasuki Downing Street. Izin ini meningkat 56 persen.
Pochettino: Keputusan VAR di Menit Akhir Sungguh Menyakitkan
Ratcliffe Temui Mantan Agen Ronaldo jelang Bursa Transfer
Ten Hag Sebut Para Kritikus Lupa Sejarah MU
Lonjakan dalam transaksi yang dilakukan melalui lisensi terbuka bertepatan dengan penurunan penggunaan lisensi standar, di mana nilai penjualan diketahui sejak awal. Lisensi harus dikeluarkan agar Inggris memasok senjata ke negara asing.
Meski penjualan senjata yang dilaporkan di bawah May kurang dari pendahulunya David Cameron, namun ternyata tidak. Bahkan diprediksi akan meningkan secara signifikan karena nilai penjualan melalui lisensi terbuka selama masa jabatan perdana menteri bersifat rahasia.Analisis dari Campaign Against Arms Trade (CAAT), menemukan 257 item diperdagangkan pada 2016, meningkat 175 persen menjadi 707 dalam sembilan bulan pertama tahun 2017.
Andrew Smith, dari Campaign Against Arms Trade, mengatakan, "Dengan mempersenjatai dan mendukung rezim Saudi, Pemerintah Inggris terlibat dalam penyalahgunaan orang-orang Saudi dan kekejaman mengerikan yang terjadi di Yaman."Keyword : Inggris Arab Saudi Yaman