Sabtu, 17/02/2018 17:47 WIB
Jakarta - Ethiopia mengumumkan keadaan darurat pada Jumat (16/02) waktu setempat, lantaran adanya demonstrasi anti-pemerintah setelah Perdana Menteri Hailemariam Desalegn dengan tiba-tiba mengundurkan diri.
Dilansir UPI, keadaan darurat mulai berlaku Jumat, meski dewan tersebut tidak mengungkapkan berapa lama akan berlangsung. Pemerintah mengakhiri keadaan darurat 10 bulan pada Agustus lalu, namun tidak banyak yang bisa memadamkan amarah demonstran tiga tahun lalu.
Desalegn, 52, memimpin Ethiopia sejak 2012, namun mengatakan pengunduran dirinya karena kedua perdana menteri dan pemimpin koalisi Front Demokratik Demokratik Rakyat Ethiopia yang berkuasa itu sangat penting dalam melakukan reformasi yang akan menghasilkan perdamaian dan demokrasi yang berkelanjutan.
Ratusan orang tewas dalam demonstrasi anti-pemerintah tiga tahun yang berpusat di sekitar dua wilayah terbesar Ethiopia, Oromia dan Amhara.
Hati-hati, Meski Marah Cuma 8 Menit Bisa Berisiko Kena Serangan Jantung
Sederet Fakta Tentang Mahasiswa UCLA yang Ditangkap Polisi saat Memprotes Israel
2024, Pemerintah Bidik Penjualan Mobil Listrik 5.000 Unit
Keyword : Ethiopia Politik Internasional