Kamis, 01/02/2018 20:07 WIB
Jakarta - Setelah melakukan operasi selama 50 jam, akhirnya polisi Hong Kong berhasil menjinakkan bom Amerika Serikat yang ditemukan berusia puluhan tahun tersebut.
Lima belas petugas dari Explosive Ordnance Disposal Bureau (EOD) bekerja sepanjang malam untuk meredakan bom perang 450 kg yang ditemukan pada Rabu di sebuah bangunan di sebuah distrik komersial yang sibuk di kota tersebut.
Mengenakan perlengkapan pelindung termasuk jas seberat 30kg (70lbs) dan helm 11kg, petugas EOD bekerja dengan dingin dan basah. Mereka menggambarkan operasi hampir 24 jam itu sebagai "kotor, sulit dan berbahaya."
"Kami tidak bisa tidur. Dalam situasi seperti itu, semakin lama operasi berlangsung, semakin tidak stabil bomnya. Karena itulah kami harus bekerja secepat dan seaman mungkin, "kata seorang petugas dilansir SCMP.
Pengadilan Turki Menghukum Warga Suriah atas Pemboman Istanbul
AS Sebut Tidak akan Terlibat Perang dalam Konflik Bersenjata Iran-Israel
Dwayne Johnson Rahasiakan Pilihannya untuk Pilpres 2024 AS Mendatang
Menurut perwira senior EOD, Tony Chow Shek-kin, ntuk meredakan bom tersebut, petugas mengebor lubang di casing logam, mengeluarkan bahan peledak tersebut dan membakarnya dengan menggunakan alat penyala khusus yang membatasi suhu di bawah 280 derajat Celcius (536 derajat Fahrenheit).
"Hanya dua kemungkinan yang terjadi dalam situasi tersebut, Anda akan mengalami kesuksesan atau kegagalan total,` ujar Chow.
Hong Kong tidak mengalami malapetaka dari bom perang yang belum digali, namun banyak terjadi kecelakaan di luar negeri. Dalam beberapa insiden, petugas pengeboran bom melakukan kesalahan karena kelelahan dan stres, dan beberapa di antaranya hanyalah kasus keberuntungan kembali.
"Kami tidak mengandalkan keberuntungan, kami mengandalkan pengalaman, pelatihan dan kualitas perwira saudara kami. Keberuntungan adalah sesuatu yang jarang kita diskusikan,"ujarnya.
Keyword : Hong Kong Bom Amerika Serikat