Selasa, 30/01/2018 09:12 WIB
Jakarta - Lebih dari 21 juta bayi perempuan di India tak dinginkan kelahirannya. Para kepala rumah tangga lebih milih memiliki anak laki-laki, menurut sebuah laporan pemerintah.
Sebuah perkiraan yang dirilis sebagai bagian dari survei ekonomi tahunan India menemukan, rata-rata orang tua India akan terus melahirkan hingga mendapakan anak laki-laki.
Akibatnya, sekitar 21 juta anak perempuan yang tidak diinginkan kelahirannya sering menerima lebih sedikit makanan dan pendidikan daripada saudara laki-laki mereka.
Penelitian juga menghitung 63 juta wanita "hilang" dari populasi India karena aborsi selektif janin perempuan, penyakit, kelalaian dan nutrisi yang tidak memadai.
PM Modi Berikan Suara Hari Ini dalam Pemilu Besar-besaran Tujuh Tahap di India
Ketua DPR Ingatkan Perlindungan hingga Kesetaraan Buruh Perempuan
Penguasa Afghanistan Tidak Hadir, Pertemuan HAM PBB Soroti Sikap Taliban terhadap Perempuan
"Kami tahu bahwa rasio jenis kelamin di India sangat condong," kata penasihat ekonomi India Arvind Subramanian, dikutip dari UPI, Selasa (30/1).
Menurut laporan tersebut, beberapa faktor ekonomi menjadi pertimbangan tidak diinginkannya anak perempuan. Yakni, mewariskan properti ke anak laki-laki, pihak wanita yang harus membayar mas kawin untuk pernikahan anak perempuan dan wanita yang pindah ke rumah suami mereka setelah menikah.
Rasio jenis kelamin untuk seluruh negara bagian di India memburuk bahkan terus melejit. Orang kaya Punjab dan Haryana paling terpengaruh dengan perbandingan 1.200 anak laki-laki per 1.000 anak perempuan pada anak-anak di bawah usia 7 tahun.
Menurut laporan tersebut, keuntungan ekonomi juga menyebabkan persentase lapangan kerja untuk perempuan merosot dari 36 persen pada tahun 2005-06 menjadi 24 persen pada tahun 2015-2016. Sebab, pendapatan laki-laki meningkat, memungkinkan perempuan untuk melakukan kegiatan non-kerja seperti mengasuh anak.