Pembatalan Kemitraan Huawei Terancam Perburuk Hubungan China-AS

Rabu, 10/01/2018 13:56 WIB

Jakarta - Perusahaan asal China, Huawei yang berbasis di Shenzhen akan mengumumkan kemitraannya dengan AT & T di Las Vegas pada Selasa, namun kesepakatan tersebut dibatalkan pada saat terakhir. Pembatalan tersebut dianggap sebuah kemunduran besar untuk ekspansi global perusahaan China.

Dilansir SCMP, hal itu dibatalkan karena "tekanan politik", AT & T ditekan untuk membatalkan kesepakatan tersebut setelah anggota komite Senat dan House Intelligence Amerika Serikat mengirim sebuah surat pada 20 Desember ke Komisi Komunikasi Federal, dengan menyebutkan kekhawatiran tentang rencana Huawei untuk meluncurkan produk konsumen melalui perusahaan telekomunikasi utama AS.

Pembatalan kesepakatan yang tiba-tiba merupakan pertanda terbaru ketegangan antara China dan AS mengenai perdagangan dan investasi, dengan Washington menyerukan tindakan perdagangan melawan China dan memperketat penyaringan perusahaan China, terutama di sektor hi-tech.

Huawei adalah perusahaan China kedua yang menghadapi kemunduran serius di ASd alam seminggu, setelah Komite Penanaman Modal Asing AS menolak tawaran pengambilalihan perusahaan China Ant Financial untuk perusahaan pengiriman uang MoneyGram yang berbasis di AS, dengan alasan keamanan nasional. Ant Financial adalah afiliasi Alibaba.

Mantan konselor bisnis di konsulat China di New York, Weiwen mengatakan kegagalan kesepakatan Huawei mencerminkan kekhawatiran yang meningkat di Amerika Serikat mengenai investasi China.

"Kerjasama investasi antara China dan AS akan diperas," katanya. "AS sangat khawatir dengan dampak di AS dari pertumbuhan industri hi-tech China. AS khawatir perusahaan China akan mentransfer teknologi AS melalui merger dan akuisisi."

"China harus mencari tindakan penanggulangan jika Washington melakukan tindakan hukuman melawan China," katanya. "perusahaan China juga harus mengubah strategi investasi mereka.

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump pada Desember lalu menyebut China dan Rusia sebagai pesaing dalam strategi keamanan nasionalnya.

Pakar teknologi di firma hukum internasional Pinsent Masons, Paul Haswell mengatakan bahwa pembatalan kesepakatan tersebut tidak mengejutkan karena kekhawatiran AS mengenai pembatasan pasar di China dan penyalahgunaan kekayaan intelektual membuat perusahaan China sulit untuk sukses.

"Keprihatinan Amerika mengenai keamanan produk Huawei, apakah benar atau tidak, belum hilang dan kemungkinan akan meningkat dalam iklim politik saat ini," katanya.

"Itu mengatakan, mengingat pembatasan yang dihadapi perusahaan AS saat melakukan bisnis di China dan dampak potensial hukum cybersecurity China terhadap perusahaan asing di China, hanya ada sedikit harapan untuk memperbaiki situasi ini."

"Saya berharap banyak hal menjadi semakin buruk karena pasar AS dan China - bukan hanya pasar teknologi - yang menjadi lebih terpolarisasi."

Keputusan AT & T merupakan pukulan lain bagi strategi bisnis Huawei di AS setelah House Intelligence Committee merilis sebuah laporan pada tahun 2012 yang mendesak perusahaan telekomunikasi AS untuk tidak melakukan bisnis dengan Huawei dan perusahaan lain yang berbasis di Shenzhen, ZTE, dengan alasan pengaruh China potensial terhadap perusahaan-perusahaan ini, yang bisa mengancam keamanan AS.

Setahun kemudian, Kongres AS mendorong peninjauan cyberespionage untuk membatasi pembelian peralatan teknologi informasi oleh pemerintah dari vendor China.

Hubungan ekonomi antara China dan AS telah menjadi tegang dalam beberapa bulan terakhir, saat Washington menuntut Beijing mengambil tindakan untuk menyeimbangkan perdagangan bilateral dan meluncurkan penyelidikan dugaan pencurian kekayaan intelektual oleh perusahaan China.

TERKINI
Taylor Swift Sedih Tinggalkan Pacar dan Teman-temannya untuk Eras Tour di Eropa Album Beyonce Cowboy Carter Disebut Layak Jadi Album Terbaik Grammy 2025 Ryan Gosling Bikin Aksi Kejutan ala Stuntman The Fall Guy di Universal Studios Dwayne Johnson Senang Jadi Maui Lagi di Moana 2