Rabu, 27/12/2017 19:33 WIB
Moskow - Kepala Staf Umum Rusia, Jenderal Valery Gerasimov menuduh Amerika Serikat (AS) melatih mantan pejuang Islamic State Iraq and Syria (ISIS) di Suriah untuk mengobrak-abrik wilayah tersebut.
Tudingan itu disampaikan melalui wawancara dengan surat kabar yang berpusat di sebuah pangkalan militer AS di Tanf, sebuah perbatasan jalan raya strategis Syria yang berseberangan dengan Irak di selatan negara tersebut.
Rusia mengatakan bahwa pangkalan AS itu ilegal, dan bahwa daerah tersebut di sekitarnya menjadi "lubang hitam" di mana gerilyawan beroperasi tanpa hambatan.
ISIS tahun ini telah kehilangan hampir seluruh wilayah yang dikuasai Suriah dan Irak. Pada Rabu (27/12) Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan, bagian utama ISIS di Suriah sudah berakhir.
Rusia Kirimkan Minyak ke Korea Utara Lebihi Jumlah yang Diamanatkan PBB
Pasukan Ukraina di Dekat Chasiv Yar yang Terkepung Disebut Sangat Membutuhkan Amunisi
Khawatir Sanksi AS, Bank Besar China Batasi Pembayaran Transaksi Perusahaan ke Rusia
AS mengatakan fasilitas Tanf adalah basis sementara yang digunakan untuk melatih pasukan mitranya untuk memerangi ISIS. Dengan kata lain, ia menolak tuduhan Rusia serupa di masa lalu yang mengatakan, Washington berkomitmen membunuh ISIS dan menolaknya sebagai tempat berlindungan yang aman.
Pada Rabu (27/12), Gerasimov mengatakan kepada harian Komsomolskaya Pravda bahwa AS sedang melatih pejuang mantan militan ISIS yang sekarang menyebut diri mereka sebagai Tentara Suriah Baru atau menggunakan nama lain.
Ia mengatakan satelit Rusia dan pesawat tak berawak telah melihat brigade militan di pangkalan AS tersebut.
Mereka sebenarnya sedang dilatih di sana. Ada sejumlah besar militan dan mantan pejuang ISIS di Shadadi," kata Gerasimov, dilansir dari Jerusalem Post, Rabu (27/12).
"Mereka sebetulnya ISIS. Setelah mereka bekerja, mereka mengubah tempat mereka dan mengambil nama lain. Tugas mereka adalah membuat situasi tidak stabil," terangnya.
Rusia menarik sebagian tentaranya dari Suriah. Namun, Gerasimov mengatakan, Moskow menjaga pangkalan udara dan fasilitas angkatan laut di sana untuk menangani kantong-kantong ketidakstabilan jika dan kapan mereka (ISIS) bangkit.
Keyword : Amerika Serikat ISIS Rusia