Peran AS sebagai Mediator Israel-Palestina Sudah Tamat

Kamis, 14/12/2017 09:30 WIB

Istanbul - Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan Inggris sebagai negara mitra Amerika Serikat selalu mengikuti semua kesepakatan. Inggris selalu memberikan dukungan kepadanya dalam tiap langkahnya dan Inggris akan memenuhi janjinya kepada Israel untuk memberikan dukungan (PBB) tepat 100 tahun yang lalu.

"Presiden Donald Trump memberikan Yerusalem sebagai hadiah kepada Israel. Seolah-olah Yerusalem merupakan wilayah negara bagian Amerika Serikat. Namun tak disangka, untuk pertama kalinya dalam sejarah, negara-negara di dunia tidak memberikan dukungannya kepada Amerika Serikat soal Yerusalem," kata Abbas.

Abbas mengatakan bahwa pada awalnya Inggris, kemudian Amerika Serikat negara yang merampas tanah Palestina dan menyerahkannya ke Israel. Namun, tak menjadi masalah, karena seluruh lembaga internasional dan masyarakat dunia bersatu melawan keputusan tersebut. 

Suatu saat nanti kata Abbas, umat Islam, umat Kristiani dan seluruh dunia akan memperoleh kemenangan. Ia menyerukan seluruh umat Islam dan seluruh masyarakat dunia termasuk umat Kristiani bersama-sama melawan penjajahan terhadap Yerusalem, dan bersama-sama berdiri tegak menghadapi upaya pengubahan identitas Yerusalem.

"Kita harus berusaha semaksimal mungkin untuk membuat Palestina menjadi negara yang diakui," tegas Abbas, dilansir Anadolu, Kamis (14/12)

Abbas menyatakan bahwa Yerusalem akan tetap menjadi ibu kota Palestina dahulu, sekarang dan selamanya. Tanpa adanya Yerusalem, perdamaian dan stabilitas tidak akan ada di wilayah Timur Tengah.

Keputusan Trump di Yerusalem adalah pelanggaran yang jelas terhadap hukum dan kesepakatan internasional serta resolusi PBB. Berdasarkan keputusan PBB, tidak satupun negara termasuk Amerika Seirikat dapat memindahkan kedubesnya ke Yerusalem.

Abbas juga mengajak rakyat Palestina dan LSM untuk bersatu memperjuangkan kedaulatan Palestina. Ia mengatakan bahwa keputusan yang diambil oleh Amerika Serikat tidak berlaku dan ilegal, yang dilakukannya hanyalah pelanggaran hukum Internasional.

"Dengan demikian, Ameriak Seirkat sekarang kehilangan wewenang untuk menjadi perantara dalam proses perdamaian, dan kita tidak akan pernah membiarkannya menjadi perantara proses perdamaian selanjutnya," kata Abbas.

Menurut Abbas, langkah yang sepihak dan salah tersebut hanya akan memicu aksi radikal kelompok Yahudi, permasalahan politik akan berubah menjadi konflik antar agama dan dikhawatirkan timbulnya perpecahan yang besar.

TERKINI
Trailer The Boys Musim 4, Billy Butcher Satukan Kembali Komplotannya Rusia Gunakan Hampir 70 Bom Udara, Ukraina Hanya Bisa Mengusir dengan Jatuhkan 13 Drone Dikepung Drone dan Polisi, Pemerintah AS Bungkam Aksi Mahasiswa Pro-Palestina Tersangka Gembong Kejahatan Dunia Maya asal Rusia Hadapi Persidangan di California