Hampir Sepuluh Juta Warga Yaman Terancam Kelaparan

Selasa, 12/12/2017 10:04 WIB

New York - Pejabat senior Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendesak pihak-pihak yang terlibat dalam perang di Yaman membiarkan akses kemanusiaan yang berkelanjutan dan tanpa hambatan ke wilayah tersebut. 

"Kehidupan jutaan orang, termasuk 8,4 juta orang Yaman bergantung pada kemampuan kita untuk menyediakan dukungan kesehatan, air bersih, tempat tinggal dan gizi," kata Jamie McGoldrick, koordinator kemanusiaan PBB untuk Yaman, Senin (11/12).

Seruan tersebut muncul saat koalisi pimpinan Saudi melanjutkan blokade Yaman pada Oktober lalu sebagai tanggapan rudal pemberontak, Houthi yang ditembak jatuh di dekat ibu kota, Riyadh.

Di tengah meningkatnya tekanan internasional, Arab Saudi mulai mengizinkan beberapa bantuan kemanusiaan memasuki negara tersebut pada minggu terakhir bulan November.

"Meski mereda, situasi di Yaman tetap parah," menurut McGoldrick, dilansir Al Jazeera, Selasa (12/12)

"Blokade pelabuhan yang terus berlanjut membatasi pasokan bahan bakar, makanan dan obat-obatan, secara dramatis meningkatkan jumlah orang rentan yang membutuhkan pertolongan," katanya.

Blokade tersebut dimaksudkan memotong dugaan pasokan senjata kepada pemberontak Houthi dari Iran. Namun, memperburuk apa yang disebut PBB sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

Organisasi bantuan di Yaman menghadapi kesulitan lebih lanjut ketika kekerasan baru meletus di ibukota, Sanaa, setelah pembunuhan mantan presiden Ali Abdullah Saleh pada 4 Desember.

Sebagai negara paling miskin di dunia Arab, Yaman ambruk dalam perang saudara menyusul demonstrasi massa di tahun 2011. Menurut laporan PBB, Konflik tersebut menewaskan lebih dari 10.000 orang dan mengungsi sebanyak tiga juta orang.

Jutaan orang Yaman sedang berjuang hidup dari kelaparan dan penyakit, termasuk epidemi kolera terburuk yang telah menginfeksi sekitar satu juta orang.

Arab Saudi dan sekutu-sekutunya melakukan intervensi di negara tetangga Yaman pada Maret 2015 dalam upaya untuk mengusir pemberontak Houthi, yang dikatakan didukung oleh Iran, dan memulihkan pemerintahan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi.

TERKINI
Perang Epik Rebutan Kilang Anggur, Brad Pitt dan Angelina Jolie Saling Menuduh Milla Jovovich Ungkap Dirinya Pernah Jadi Baby Sitter Anak-anak Bruce Willis dan Demi Moore Akhirnya Britney Spears Benar-benar Bebas dari Ayahnya Setelah Konservatori Usai 2 Tahun Lalu Scarlett Johansson Dampingi Suaminya Colin Jost Jadi Penghibur di Gedung Putih