Mantan PM Lebanon "Nongol" Perdana di TV Arab, Ini Pengakuannya?

Senin, 13/11/2017 10:48 WIB

Beirut - Perdana Menteri Lebanon, Saad Hariri menepis tudingan bahwa dirinya ditahan di Arab Saudi dan berjanji kembali ke Beirut dalam beberapa hari ke depan untuk menegaskan keputusannya untuk mundur sebagai perdana menteri Libanon.

Hariri membuat komentar dari ibu kota Arab Saudi, Riyadh, berbicara di depan umum untuk pertama kalinya sejak pengunduran dirinya yang mengejutkan delapan hari yang lalu.

Dalam wawancara dengan Future TV, stasiun yang berafiliasi dengan partai politiknya, Hariri mengatakan ia memiliki kebebasan di Arab Saudi . "Di sini, di kerajaan Arab Saudi, saya bebas, saya memiliki kebebasan penuh, tapi saya juga ingin menjaga keluarga saya," katanya, menambahkan bahwa dia berencana untuk kembali ke Lebanon dalam waktu dekat.

"Saya tidak butuh waktu berbulan- bulan. Saya hanya butuh waktu beberapa hari dan saya akan kembali ke Lebanon," jelas Hariri dilansir Al jazeerah, Senin (13/11)

Namun, Zeina Khodr dari Al Jazeera, yang melaporkan dari ibukota Lebanon, Beirut, mengatakan bahwa pidato Hariri di televisi pada Minggu (12/11) bertujuan untuk meyakinkan orang-orang di Lebanon bahwa dirinya tidak ditahan melawan kehendaknya.

"Tujuan wawancara ini benar-benar untuk mencoba dan meyakinkan mayoritas orang Lebanon bahwa ia bukan sandera. Ia memiliki kebebasan bergerak dan bahwa orang Saudi tidak mendikte kepadanya apa yang harus dikatakan atau apa yang harus dilakukan."

Untuk diketahui, Saad Hariri bembaca pengunduran dirinya dalam sebuah pernyataan di televisi dari Riyadh. Ia menyalahkan campur tangan di Lebanon oleh Iran dan sekutu Libanonnya, Hizbullah. Ia juga mengatakan ada acaman yang membahayakan nyawanya . Ayahnya, Rafiq Hariri, tewas dalam ledakan bom truk pada tahun 2005.

TERKINI
Rusia Gunakan Hampir 70 Bom Udara, Ukraina Hanya Bisa Mengusir dengan Jatuhkan 13 Drone Dikepung Drone dan Polisi, Pemerintah AS Bungkam Aksi Mahasiswa Pro-Palestina Tersangka Gembong Kejahatan Dunia Maya asal Rusia Hadapi Persidangan di California Protes Mahasiswa anti-Perang di AS dan Penggerebekan Polisi Kacaukan Rencana Kelulusan