Pemimpin Catalonia Tunda Kemerdekaan

Rabu, 11/10/2017 10:58 WIB

Jakarta - Pemimpin Catalonia mengatakan ia menerima mandat dari rakyat untuk menjadi negara merdeka, namun memutuskan berhenti menyatakan kemerdekaan setelah melakukan dialog dengan Spanyol. Berita itu disampaikan oleh Carles Puigdemont ke parlemen daerah Catalan di Barcelona pada Selasa (10/10) waktu setempat.

Catalan mengadakan referendum kemerdekaan pada tanggal 1 Oktober dan mendapat suara 92 persen untuk memisahkan diri dari Spanyol. "Berdasarkan hasil 1 Oktober, Catalonia mendapatkan hak untuk menjadi negara merdeka dan telah mendapatkan hak untuk didengarkan dan dihormati," kata Puigdemont dalam pidatonya.

"Kotak suara memberi tahu kami bahwa rakyat mendukung kemerdekaan dan itulah jalan yang kami ikuti. Dengan menjadi presiden, saya menganggap tanggung jawab saya menyatakan, Catalonia harus menjadi negara merdeka dalam bentuk republik."

Puigdemont kemudian meminta parlemen untuk menangguhkan mandatnya untuk segera mendeklarasikan kemerdekaan sehingga dialog bisa dimulai. Laporan mengatakan, pemimpin Catalan menandatangani sebuah deklarasi kemerdekaan simbolik pada Selasa namun segera menahannya dan meminta perundingan.

"Puigdemont dan sekutu-sekutunya menandatangani deklarasi tersebut di luar majelis parlemen, namun kemudian ia menangguhkannya dan kembali meminta dialog," kata beberapa laporan.

Seorang juru bicara pemerintah Spanyol mengatakan kepada kantor AFP, tidak dapat diterima untuk membuat deklarasi kemerdekaan yang diam-diam untuk kemudian menangguhkannya secara eksplisit. Mariano Rajoy, perdana menteri Spanyol, akan memimpin rapat kabinet darurat pada hari Rabu untuk membahas tanggapan pemerintah pusat.

TERKINI
Satu Senior STIP Jakarta Resmi Jadi Tersangka Kematian Mahasiswa Taruna Diduga Lalai Lindungi Siswanya, Kinderfield Primary Simprug Dilaporkan ke Polda Metro Terinspirasi Lagu Taylor Swift di TTPD, Charlie Puth Segera Rilis Single `Hero` Tak Mau Punya Anak, Sofia Vergara Lebih Siap Jadi Nenek