China Berharap Kesepakatan Nuklir Iran Tetap Terjaga

Senin, 09/10/2017 17:19 WIB

Beijing - Pemerintah China berharap kesepakatan nuklir Iran akan tetap utuh dan memainkan peran penting dalam menjaga perdamaian. Itu  setelah  pejabat senior Amerika Serikat mengatakan, Presiden Donald Trump akan melakukan decertify kesepakatan tersebut.

Selain itu, pejabat yang tak ingin menyebutkan namanya mengatakan, Trump juga akan memberlakukan sanksi yang lebih luas terhadap Iran terkait uji coba rudalnya.

Berbicara di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying mengatakan kesepakatan nuklir Iran adalah contoh bagus bagaimana memecahkan sesuatu secara damai melalui diplomasi.

Kesepakatan tersebut memainkan peran penting dan positif dalam memastikan non proliferasi nuklir dan melindungi perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah, tambahnya.

"Kami berharap agar kesepakatan nuklir Iran yang komprehensif dapat terus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh," kata Hua pada sebuah berita harian.

Sebelumnya, Trump menyebut perjanjian itu memalukan dan kesepakatan terburuk yang pernah dinegosiasikan. Ia diberi batas waktu 15 Oktober untuk memastikan, apakah Iran mematuhi kesepakatan nuklir tersebut.

Otoritas Iran berulang kali mengatakan, Teheran tidak akan menjadi yang pertama melanggar kesepakatan tersebut, dimana Iran setuju untuk membatasi program nuklirnya dengan imbalan pencabutan sebagian besar sanksi internasional yang telah melumpuhkan ekonominya.

Jika Trump menolak untuk memastikan kepatuhan Iran, pemimpin kongres Amerika Seriakat memiliki waktu 60 hari untuk memutuskan apakah akan mengajukan sanksi ulang kepada Teheran yang ditangguhkan berdasarkan kesepakatan tersebut.

Prospek bahwa Washington dapat mengingkari pakta tersebut, yang ditandatangani oleh Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman, Rusia, China, Uni Eropa dan Iran, telah mengkhawatirkan beberapa sekutu Amerika Serikat

Termasuk China yang  memiliki hubungan ekonomi dan diplomatik yang erat dengan Teheran, dan juga berperan dalam mendorong kesepakatan 2015.

TERKINI
Rusia Gunakan Hampir 70 Bom Udara, Ukraina Hanya Bisa Mengusir dengan Jatuhkan 13 Drone Dikepung Drone dan Polisi, Pemerintah AS Bungkam Aksi Mahasiswa Pro-Palestina Tersangka Gembong Kejahatan Dunia Maya asal Rusia Hadapi Persidangan di California Protes Mahasiswa anti-Perang di AS dan Penggerebekan Polisi Kacaukan Rencana Kelulusan