Senjata Api Impor di Bandara Soetta, Kakor Brimob: Modelnya Saja Serem

Sabtu, 30/09/2017 23:23 WIB

Jakarta - Polri membenarkan adanya impor senjata api dan amunisi untuk Brimob oleh PT Mustika Duta Mas. Pengiriman senjata api dan amunisi itu dengan menggunakan pesawat carter milik maskapai Ukraine Air Alliance.

Kepala Korps Brimob Polri Irjen Murad Ismail mengaku, permintaan impor senjata api beserta amunisi tersebut atas persetujuannya.

"Ini saya yang tanda tangan, memang pelurunya jumlahnya 5.932, senjatanya cuma 280. Jadi sebenarnya tidak banyak karena ada 33 Dansatbrimob dan semuanya minimal ada satu," kata Murad, saat jumpa pers, di Mabes Polri, Jakarta, Sabtu (30/9).

Menurutnya, jika terjadi huruhara senjata tersebut digunakan yang memakai gas air mata dan asap. "Kalau ngga dipakai minimal untuk pengenalan pada anggota kita cover mereka latihan mempergunakan ini bagaimana cara kerjanya," jelasnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, senjata itu bukan untuk membunuh, tetapi untuk kejut. "Senjata ini kalau kita bicara modelnya aja serem tapi sebenarnya ini laras dikit. Jadi paling banyak 100 meter. larinya cuma 100 meter," katanya.

Sebelumnya beredar informasi, pengiriman senjata api masih tertahan di Gudang UNEX Area Kargo Bandara Soekarno Hatta. Senjata yang rencananya akan didistribusikan ke Korps Brimob Polri itu dibawa dengan menggunakan Pesawat Charter model Antonov AN-12 TB, Maskapai Ukraine Air Alliance UKL 4024.

Adapun data barang tersebut dari Arsenal Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) Kal 40 x 46mm sebanyak 280 pucuk. Dikemas dalam 28 box (10 pucuk/box), dengan berat total 2.212 kg.

Amunition Castior 40mm, 40x 46mm round RLV-HEFJ with high explosive fragmentation Jump Grenade, dikemas dalam 70 box (84 butir/box) dan 1 box (52 butir), total 5.932 butir (71 box) dengan berat 2.829 kg.

TERKINI
Berbeda dengan Berkeley, UCLA Tangani Protes Mahasiswa Pro-Palestina dengan Panggil Polisi Parlemen Vietnam Dukung Pengunduran Diri Ketua di Tengah Upaya anti-Suap Protes Kampus Jadi Tantangan Kampanye Terpilihnya Kembali Biden dan Partai Demokrat Korea Selatan Tingkatkan Kewaspadaan Diplomatik dengan Alasan Ancaman Korea Utara