Rex Tillerson, Buka Pintu Perundingan untuk Korut

Senin, 28/08/2017 08:57 WIB

Washington - Sekretaris Negara Amerika Serikat, Rex Tillerson mengatakan bersedia melakukan pertemuan dengan Korea Utara bahkan setelah provokasi rudal terbarunya.

Tillerson membuat pernyataan tersebut pada Fox News Sunday, sehari setelah Pyongyang menembakkan tiga rudal ke perairan antara Semenanjung Korea dan Jepang. Korea Selatan mengatakan proyektil tersebut tampaknya merupakan roket artileri dari peluncur roket berganda.

“Penembakan rudal balistik adalah pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan UN,“ kata sekretaris tersebut. "Kami menganggapnya sebagai tindakan provokatif melawan Amerika Serikat dan sekutunya.“

Ia mengatakan, peluncuran tersebut mengirimkan sebuah sinyal, Pyongyang masih belum berhenti mengembangkan program rudal nuklir dan balistiknya.

“Karena itu, kita akan melanjutkan kampanye tekanan damai, seperti yang saya katakan, bekerja sama dengan sekutu dan bekerja sama dengan China juga untuk melihat apakah kita dapat membawa rezim Pyongyang ke meja perundingan dengan maksud untuk memulai dialog mengenai masa depan yang berbeda untuk Semenanjung Korea dan Korea Utara,“ katanya.

Tillerson pekan lalu mencatat, Korea Utara melakukan pengekangan sejak Dewan Keamanan UN menetapkannya pada 5 Agustus, menyusul uji coba dua rudal balistik antar benua pada Juli. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump kemudian mengatakan, “pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mulai menghormati Amerika.“

Tillerson lalu menyangkal bahwa mereka salah mengatakannya. “Saya pikir perlu beberapa lama untuk mengatakannya,“ katanya.

Ketegangan antara Washington dan Pyongyang meningkat setelah dua tes ICBM Korea Utara. Trump mengancam akan melepaskan api dan kemarahan pada Pyongyang jika terus mengancam AS atau sekutunya, sementara rezim komunis membalas dengan ancaman untuk meluncurkan rudal balistik ke Guam.

“Kami terus menginginkan rezim Kim mengerti, ada jalan lain yang bisa ia pilih," kata Tillerson. “Ada juga suara internasional bersatu menggemakan pesan kami, tidak ada yang ingin melihat Semenanjung Korea nuklir. Kami berharap kesempatan untuk terlibat dengan mereka mengenai bagaimana kita bisa mencapainya.“

Protes terakhir terjadi saat tentara Korea Selatan dan Amerika Serikat melakukan latihan tahunan gabungan melawan kemungkinan serangan Korea Utara. Sementara sekutunya bersikeras latihan komando bersifat murni defensif, Pyongyang telah lama melihatnya sebagai latihan invasi.

 

TERKINI
Taylor Swift Sedih Tinggalkan Pacar dan Teman-temannya untuk Eras Tour di Eropa Album Beyonce Cowboy Carter Disebut Layak Jadi Album Terbaik Grammy 2025 Ryan Gosling Bikin Aksi Kejutan ala Stuntman The Fall Guy di Universal Studios Dwayne Johnson Senang Jadi Maui Lagi di Moana 2