Kamis, 24/08/2017 20:40 WIB
Jakarta – Asosiasi Semen Indonesia meminta pemerintah menyerahkan masalah harga semen ke pasar. Terutama menyikapi disparitas harga semen di Papua yang mencapai Rp 500 ribu per sak. Sebab, tahun ini, berkat over supply, semen di dalam negeri cenderung mengalami penurunan.
“Untuk masalah harga, itu kan sudah mekanisme pasar. Kita juga sudah punya KPPU, agar tidak ada yang mengkartel harga. Tahun ini kita mengalami over supply sebesar 50 persen. Dan itu menyebabkan harga semen turun sekitar 9-10 persen. Di DKI Jakarta misalnya, harga sudah Rp 70.000 per sak,” ujar Ketua Asosiasi Semen Indonesia Widodo Santoso, dalam konferensi pers jelang Konvensi Semen Internasional, Kamis (24/8) di Jakarta.
Kemudian, Widodo menegaskan untuk menekan disparitas harga, pemerintah justru harus mengkebut pembangunan tol laut. Alasannya, tol laut dianggap lebih efektif dalam pengiriman logistik ketimbang menggunakan jalur udara, yang menghabiskan biaya relatif mahal.
“Tol laut harus segera diperbanyak, termasuk kapal perintis untuk mengirim barang ke pulau-pulau terpencil. Kita kan negara kepulauan,” tambah Widodo.
Kedutaan Besar Palestina Mencari Status Sementara Warga Gaza yang Masuki Mesir selama Perang
Kongres AS Upayakan Pencegahan Penutupan Pemerintahan pada Menit Akhir
Kongres AS Mengesahkan RUU Pendanaan Sementara untuk Cegah Penutupan Pemerintahan
Keyword : Semen Disparitas harga Widodo Santoso