Jum'at, 28/07/2017 09:16 WIB
Jeddah - Pengadilan Royal Arab Saudi mengatakan pada Kamis (27/7), Raja Salman melakukan kontak dengan berbagai pemimpin dunia mengenai situasi tegang di Yerusalem, yang dipicu saat Israel mendirikan detektor logam di tempat masuk ke kompleks masjid Al-Aqsa.
Menurut pernyataan tersebut, pemerintah Saudi menghubungi Amerika Serikat. Ia mendesak pemimpin negeri yang berjuluk Pamam Sam itu untuk menerapkan upaya dan daya untuk mencegah penutupan kompleks masjid Al-Aqsa terhadap umat Islam yang ingin salat di lokasi tersebut dan menghapuskan pembatasan terhadap Muslim memasuki masjid.
Dikutip Arab News pada Jumat (28/7), Arab Saudi menekankan, sudah menjadi hak orang-orang Muslim untuk salat dan menjalankan rutinitas keagamaan mereka di masjid Al-Aqsha dengan damai. Pemipin yang memiliki tiga istri tersebut juga menekankan perlunya mengembalikan ketenangan di daerah sekitar kompleks masjid untuk menghormati kesucian situs tersebut.
Raja mengatakan bahwa umat Islam harus masuk masjid lagi dan berdoa di lingkungan yang aman dan tenang. Arab Saudi juga menyoroti pentingnya mencapai solusi yang adil dan komprehensif untuk kepentingan Palestina, sesuai dengan Inisiatif Perdamaian Arab, solusi dua negara dan resolusi internasional yang relevan.
Sebut Demonstrasi Ciri Demokrasi, Menlu AS Kecam Sikap Diam Mahasiswa terhadap Hamas
Netanyahu Sebut Apapun Keputusan ICC Tidak akan Pengaruhi Tindakan Israel di Gaza
Tiongkok Bakal Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina Hamas dan Fatah
Keyword : Yerusalem Palestina Israel Arab Saudi