Jum'at, 02/06/2017 04:03 WIB
Niger - Sekitar 44 migran, termasuk wanita dan bayi, ditemukan tewas setelah terjebak di gurun Niger Utara saat dalam perjalanan ke Libya.
"Jumlah migran yang meninggal di padang pasir 44 untuk saat ini," kata Rhissa Feltou, Walikota Agadez, sebuah kota terpencil di tepi Sahara yang telah menjadi ibukota penyelundupan Afrika, di kutip dari Arab News
Hal sama juga juga disampaikan oleh Palang Merah yaitu, sekitar 44 migran meninggal. Ia juga telah mengutus satu tim ke lokasi kejadian untuk mengumpulkan informasi lebih lanjut.
Seorang sumber keamanan yang meminta tidak disebutkan namanya mengatakan, para migran sub Sahara, termasuk bayi dan wanita, meninggal lantaran kehausan saat kendaraan mereka mogok.
Kunjungan Wamenlu Libya, Fadel Muhammad: Libya Sudah Aman, Buka Kembali Program Beasiswa
Upaya Pemakzulan Partai Republik terhadap Pejabat Perbatasan Diperkirakan Berakhir di Senat
Komite HAM PBB Desak Inggris untuk Batalkan Rencana Deportasi Pengungsi ke Rwanda
Pada awal Mei, delapan migran dari Niger, lima di antaranya anak-anak, ditemukan tewas di padang pasir dalam perjalanan ke Aljazair. Juga pada Mei, tentara yang berpatroli di Niger Utara menyelamatkan sekitar 40 migran dari berbagai negara Afrika Barat yang tertinggalkan di padang pasir oleh penyelundup manusia saat bepergian ke Libya.
Kelompok tersebut termasuk warga Gambia, Nigeria, Guinea, Senegal dan Niger, semuanya berharap bisa mencapai pantai Libya sehingga mereka bisa menyeberangi Laut Tengah ke Eropa.