Kamis, 27/04/2017 10:24 WIB
Manila – Isu kemanusiaan makin menguat seiring dibukanya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-30, yang diselenggarakan di Manila, Filipina pada 26 hingga 29 April 2017. Organisasi Amnesti Internasional meminta kepada para kepala negara juga turut membicarakan persoalan tembak mati pelaku narkoba di Filipina.
Presiden Duterte, dalam hal ini dituding sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kekerasan berdarah tersebut. Bahkan meskipun berdalih demi melawan narkotika, Duterte dianggap telah mencederai kemanusiaan.
Direktur Amnesti Internasional untuk Asia Tenggara dan Pasifik Champa Patel menyebut bukti keterlibatan pemerintah sangat jelas dalam upaya eksekusi ribuan orang, yang jumlahnya terus meningkat. Bahkan Patel menyoroti sebagian besar korban tembak mati berasal dari kalangan orang pinggiran, sehingga seolah sedang perang terhadap orang miskin.
“KTT ASEAN harus melawan skandal mengerikan ini, dan pemerintah harus melakukan investigasi independen untuk pembunuhan yang sedang berlangsung,” kata Patel, dikutip dari Asian Correspondent, Kamis (27/4).
Kapal Perang AS, Jepang, Australia, Filipina Latihan Bersama di Laut Cina Selatan
Pembicaraan Pertama Xi-Biden dalam Empat Bulan, Bahas Hubungan China dengan Filipina-Taiwan
Saling Balas dengan China, Marcos Minta Pasukan Filipina Perkuat Pertahanan Laut Cina Selatan
Berdasarkan data yang dikumpulkan, hingga saat ini sudah 9.000 pengguna narkoba dibunuh oleh aparat keamanan. Sedangkan kepolisian membantah jumlah tersebut, dan mengklaim total keseluruhan hanya 2.690.
KTT ASEAN di Manila sebagaimana sebelumnya akan membahas isu-isu yang menjadi kepentingan bersama. Presiden Jokowi dijadwalkan akan menghadiri pertemuan dua kali dalam setahun tersebut.