Pasca Penyiraman Air Keras Novel, Dukungan Masyarakat Mengalir

Selasa, 11/04/2017 16:51 WIB

Jakarta - Dukungan masyarakat mengalir pasca peristiwa penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan Selasa (11/4/2017) pagi. Pasalnya, perbuatan oknum tak bertanggungjawab, intimidatif dan kriminal itu menjadi keprihatinan publik. Demikian disampaikan Koordinator Brigadir Beringin, Tengku Fadil saat melakukan aksi simpatik dan solidaritas atas peristiwa tragis yang menimpa penyidik Novel Baswedan, di Gedung KPK, Jakarta Selatan.

Menurut Tengku intimidasi terhadap Kasatgas penyidikan kasus korupsi e-KTP itu telah menodai upaya bersama seluruh rakyat Indonesia dalam rangka mengawal semangat dan perjuangan dalam memberantas korupsi.  "Sebagai Satuan Khusus yang memiliki jiwa dan korsa terlatih oleh Aparat Kepolisian dalam rangka mendukung tegaknya NKRI dan kehidupan bangsa dan negara, Brigade Beringin berdiri di garis terdepan dalam menjaga dan mengawal proses hukum dan kinerja KPK," tegas Tengku.

Tengku menegaskan, lembaga antikorupsi tak boleh kalah dengan segala bentuk intimidasi dan provokasi. KPK sebagai institusi yang diharapkan oleh rakyat jangan gentar dalam meneruskan tugasnya memberantas kasus korupsi. Disisi lain, Organisasi Sayap Partai Golkar ini akan siap jika diminta memberikan pengawalan demi kelancaran tugas KPK. Terlebih sudah ada potensi intimidasi yang terjadi ke penyidik KPK.

"Rakyat berada di belakang KPK. Brigade Beringin akan selalu siap sedia setiap saat, 24 jam, untuk membantu KPK dalam menjalankan tugasnya. Brigade Beringin mewakafkan jiwa dan raganya untuk KPK," tandas Tengku.

Selain Brigadir Beringin, sejumlah lembaga swadaya masyarakat yang tergabung dalam masyarakat sipil anti korupsi juga memberi dukungan kepada Novel dan KPK. Mereka mendesak agak kasus itu diusut tuntas. Bahkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) harus turun tangan.

"Presiden Jokowi bisa segera ambil langkah tim gabungan Polri dan unsur masyarakat Sipil untuk melakukan pemburuan bagi pelaku ini. Ga sulit asal dilakukan bersama-sama unsur pemerintah dan masyarakat sipil. Asal Polri tak terbebani kewajibannya untuk ambil langkah konkret," tegas Busyro Muqoddas.

Masyarakat sipil menilai kejadian yang menimpa Novel tak berdiri sendiri. Mereka menduga peristiwa itu berkaitan dengan tugas Novel selaku penyidik. Termasuk penyidik yang menangani kasus besar, seperti kasus dugaan korupsi e-KTP. "Kasus ini bukan berdiri sendiri, jadi harus diliat suatu hal yang integrated. Dengan kasus yang ditangani KPK menyangkut e-KTP dan lain-lain. Serangan Novel dan penyidik diasumsikan obstruction of justice untuk menghambat pengusutan kasus tersebut," tegas Nur Cholis

TERKINI
Terinspirasi Lagu Taylor Swift di TTPD, Charlie Puth Segera Rilis Single `Hero` Tak Mau Punya Anak, Sofia Vergara Lebih Siap Jadi Nenek Raih Nominasi Aktor Terbaik di La La Land, Ryan Gosling Akui Sebuah Penyesalan Gigi Hadid Beri Bocoran Double Date dengan Taylor Swift dan Travis Kelce