FIFA Disebut Buat Klaim Palsu tentang Netralitas Karbon di Piala Dunia Qatar

Kamis, 08/06/2023 02:02 WIB

JAKARTA, Jurnas.com - Regulator Swiss mengatakan, badan sepak bola dunia FIFA membuat pernyataan palsu dan menyesatkan tentang berkurangnya dampak lingkungan dari Piala Dunia 2022 di Qatar.

Komisi Keadilan Swiss, badan pengatur mandiri industri periklanan dan komunikasi, membuat keputusan setelah menyelidiki lima klaim bahwa FIFA yang berbasis di Zurich memasarkan turnamen tersebut sebagai netral karbon.

Komisi, yang mengeluarkan rekomendasi, tetapi tidak ada keputusan yang dapat ditegakkan oleh negara, menyarankan FIFA agar tidak membuat klaim yang tidak berdasar di masa mendatang. Dikatakan pengadu biasanya menerapkan rekomendasinya secara sukarela.

FIFA tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Pengadu dari Swiss, Prancis, Belgia, Inggris dan Belanda mengatakan FIFA membuat pernyataan palsu dalam komunikasinya tentang netralitas karbon di Piala Dunia, kata komisi itu.

"Kamar Kedua Komisi kini telah mengabulkan kelima pengaduan setelah melalui proses yang rumit," tambahnya.

FIFA telah mempromosikan Piala Dunia Qatar sebagai turnamen pertama yang benar-benar netral iklim, dengan mengatakan pihaknya berkomitmen untuk mengurangi dan mengimbangi emisi karbon yang dihasilkannya.

Namun Aliansi Iklim, sebuah jaringan kelompok yang meluncurkan pengaduan tahun lalu, mengkhawatirkan dampak lingkungan dari pembangunan stadion ber-AC dan ribuan penggemar yang terbang ke turnamen tersebut.

Dalam keputusannya, komisi mengatakan tidak boleh diklaim bahwa tujuan keberlanjutan telah tercapai jika tidak ada metode yang pasti dan diterima secara umum untuk mengukurnya, atau memastikan tindakan telah diterapkan.

"FIFA tidak dapat memberikan bukti bahwa klaim tersebut akurat selama persidangan seperti yang diminta oleh komisi," katanya.

Sumber: Reuters

TERKINI
Calon Presiden Lituania Bersumpah untuk Melawan Ancaman Rusia Tingkatkan Tekanan Militer di Rafah, Israel Mendorong Kembali Warga ke Gaza Utara Pengacara Warga As yang Ditangkap di Australia Tanpa Sadar Bekerja dengan Peretas China Anggota DPR Harap BLK Mampu Ciptakan Tenaga Kerja Terampil