Rabu, 31/05/2023 07:15 WIB
JAKARTA, Jurnas.com - Perdana Menteri Rusia, Mikhail Mishustin mengatakan, negaranya telah memberikan paspor kepada hampir 1,5 juta orang yang tinggal di wilayah Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, dan Kherson Ukraina yang dicaplok sejak Oktober lalu.
Moskow mengklaim empat wilayah Ukraina sebagai miliknya September lalu, tujuh bulan setelah meluncurkan invasi besar-besaran ke tetangganya. Rusia tidak sepenuhnya mengontrol wilayah mana pun, dan aneksasi tidak diakui secara internasional.
"Sejak Oktober lalu, hampir 1,5 juta orang dari wilayah baru telah menerima paspor Rusia," kata Mishustin dalam rapat pemerintah. Pejabat Rusia menyebut keempat wilayah itu "wilayah baru".
Mishustin mengatakan sekitar 1,6 juta orang di daerah menerima pensiun dan sekitar 1,5 juta menerima tunjangan sosial. "Dukungan ini harus diberikan, saya ulangi, tepat waktu," katanya.
Rusia Klaim Usir Tentara Ukraina dari Wilayah Seluas 547 Kilometer Persegi Tahun Ini
Pejabat Sebut Pasukan Rusia Masuki Pangkalan Militer AS di Niger
Rusia Kirimkan Minyak ke Korea Utara Lebihi Jumlah yang Diamanatkan PBB
Populasi gabungan sebelum perang dari empat wilayah diperkirakan sekitar 8,9 juta, tetapi jutaan orang Ukraina telah mengungsi akibat perang, dengan banyak yang melarikan diri ke bagian lain negara itu atau ke luar negeri.
Selain itu, banyak pria berusia antara 18 dan 60 tahun kini bertugas di angkatan bersenjata.
Bulan lalu, Presiden Rusia, Vladimir Putin menandatangani sebuah dekrit yang memberi mereka yang tinggal di bagian Ukraina yang dianeksasi jalan menuju kewarganegaraan Rusia, tetapi berdasarkan undang-undang mereka yang menolak atau yang tidak melegalkan status mereka menghadapi deportasi.
Mishustin tidak menyebutkan Krimea, semenanjung Laut Hitam yang dicaplok paksa Rusia dari Ukraina pada 2014.
Kyiv mengatakan akan merebut kembali semua wilayah yang diduduki, termasuk Krimea, dan menuduh Moskow mencoba mengintimidasi warganya untuk menerima kewarganegaraan Rusia.
Sumber: Reuters