Kabupaten Minahasa Miliki Potensi Pengembangan Komoditas Stevia

Jum'at, 26/05/2023 07:13 WIB

JAKARTA, Jurnas.com - Tenaga Ahli Menteri Pertanian, Syarif Burhanuddin menilai Kabupaten Minahasa potensial sebagai sentra pengembangan komoditi Stevia untuk kepentingan ekspor. 

"Kebijakan pemerintah saat ini adalah bagaimana meningkatkan ekspor hingga tiga kali. Jenis yang diekspor adalah sesuai dengan kebutuhan negara yang meminta," sebut Syarif saat mengunjungi lokus pengembangan tanaman Stevia di Desa Tondegesan, Kabupaten Minahasa, Kamis (25/5).

Menurut dia, komoditas Stevia memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Kabupaten Minahasa atau di Sulawesi Utara, apalagi lahan yang digunakan untuk pengembangan komoditas ini tidak bermasalah.

Kepastian lahan yang dimanfaatkan investor ini, kata dia, menjadi garansi bagi investor mau menanamkan investasinya untuk pengembangan Stevia dia Kabupaten Minahasa.

"Yang paling penting adalah lahan yang dimanfaatkan tidak memiliki persoalan, lahan harus jelas statusnya. Beruntung lahan yang dimanfaatkan untuk pengembangan komoditas tidak dalam sengketa. Investor pasti ingin kepastian hukum," ujarnya.

Investor PT Gagah Perkasa Indokor menyebutkan, awal pengembangan tanaman Stevia di Minahasa baru tiga hektare dan ke depan diperkirakan bisa mencapai 50 hektare.

Syarif pun yakni jika pengembangan tanaman Stevia ini semakin maju, petani yang tergabung dalam kelompok tani akan mendapatkan manfaat kesejahteraannya meningkat.

"Potensi sudah direncanakan, dan pasti akan ada dampak bagi petani di tahun 2028 mendatang. Indikatornya keberhasilan adalah petani menjadi sejahtera, tidak miskin, penghasilan petani semakin meningkat," ujarnya.

Sisi lainnya ketika pengembangan tanaman Stevia ini semakin berhasil, akan memberikan nilai tambah bagi pemerintah daerah dan pemerintah pusat karena komoditi ini nantinya akan diekspor ke Korea Selatan.

Karena itu, Syarif berharap peluang investasi ini harus dijaga dan dimanfaatkan sebaik-baiknya, jangan sampai investor hengkang karena ada masalah.

"Ini dijaga lima tahun, kepercayaan sangat penting. Investor lari biasanya karena masalah keamanan yang tidak kondusif. Kalau dijaga masyarakat untung, pemerintah daerah dan pemerintah pusat untung," ujarnya.

Selanjutnya, Kepala Balai Karantinas Pertanian Manado, Yusup Patiroy menuturkan bahwa keberadaan Karantina Pertanian sebagai wujud mengimplementasikan surat keputusan Menteri Pertanian terkait dengan ekspor.

"Jadi kalau sebelumnya tugas kita (BKP Manado) hanya di hilir, di pelabuhan dan bandara untuk memperlancar arus barang yang akan diekspor, tapi sekarang kita punya tugas tambahan ke hulu," katanya.

Tugas BKP ke hulu adalah mengawal teman-teman petani atau perusahaan yang ingin melakukan ekspor produk ke negara luar. "Terima kasih kepada PT Gagah Perkasa Indokor yang mau berinvestasi tanaman Stevia di Kabupaten Minahasa," ujarnya.

Kepala Dinas Pertanian Minahasa, Margaretha Ratulangi mengatakan, potensi lahan yang bisa dimanfaatkan komoditas Stevia cukup banyak, tinggal bagaimana ini dioptimalkan oleh kelompok tani dan investor.

"Di Minahasa ada beberapa daerah yang telah dikembangkan tanaman Stevia seperti di Desa Tountimomor, Sonder dan Tondegesan," ujarnya.

Ke depan dia berharap akan semakin banyak kelompok tani yang memanfaatkan peluang terbuka ini, tentu tidak hanya terfokus pada Stevia akan tetapi untuk budidaya tanaman lainnya untuk menjaga ketahanan pangan.

Sementara itu, Direktur PT Gagah Perkasa Indokor, Gloria Gracia Debora Siwi optimistis kolaborasi dengan petani Stevia di Kabupaten Minahasa akan memberikan dampak positif bagi peningkatan kesejahteraan.

"Target ke depan lahan yang akan dibudidayakan untuk tanaman Stevia mencapai 50 hektare," ujarnya.

Perusahaan, kata dia, memberikan kemudahan-kemudahan bagi petani mulai dari penyediaan bibit, pupuk hingga harga.

TERKINI
Ten Hag Sebut Rashford Perlu Dukungan untuk Bangkit Sepakat! Arne Slot Jadi Pelatih Liverpool Musim Depan Wenger Beri Resep ke Arteta Jelang Derbi London Utara Postecoglou Akui Spurs Sempat Panik Ditinggal Kane