Selasa, 16/05/2023 22:49 WIB
Jakarta, Jurnas.com - Ketua Asosiasi Paguyuban Peternak Rakyat Nasional (APPRN) Blitar, Rofi Yasifun menyebut, harga telur ayam ras di tingkat konsumen menembus Rp29.000-Rp30.000 per kilogram (kg), merupakan harga yang wajar. Karena biaya produksi saat ini lebih tinggi dari sebelumnya.
“Sekarang biaya produksi juga sudah berbeda, menjadi tinggi, sehingga harga telur di konsumen sekitar Rp29.000 sampai dengan Rp30.000 per kg adalah wajar,” ujar Rofi di Jakarta, Selasa (16/5/2023).
Rofi menambahkan, harga telur di tingkat peternak sempat naik beberapa hari lalu itu lantaran tingginya permintaan, sehingga harga tidak terkendali. Namun, kini harga telur di tingkat peternak sudah mulai melandai.
“Harga telur naik ini karena demand naik, orang hajatan ramai, hidup kembali normal setelah libur panjang. PascaIdulfitri selalu kami data, pada tahun-tahun sebelumnya puncak kenaikan harga biasanya di H+21 sampai H+27 lebaran, dan tahun ini juga sama ada kenaikan, dan puncak harga saat ini sudah berlalu dan akan turun landai mulai Sabtu kemarin. Hari ini on farm (di tingkat peternak) telur di harga Rp26.000 per kg,” ucapnya.
Pengawal Brad Pitt Tuduh Angelina Jolie Larang Anak-anaknya Bertemu dengan Ayah Mereka
Di Usia 18 Tahun, Penghasilan Cindy Crawford Jauh Melampaui Orangtuanya
Kasus Pelecehan Perempuan di Jepang Tinggi, Militer Kekurangan Jumlah Pasukan
Terkait hal tersebut, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi mengatakan, saat ini pihaknya secara konsisten melakukan fasilitasi distribusi jagung dari Gapoktan di sentra produksi seperti NTB dan Sulawesi Selatan ke peternak pulau Jawa, seperti Blitar, Kendal, Solo Raya, dan Lampung.
Hal ini tak lain guna untuk menekan biaya pakan yang tinggi, sehingga diharapkan harga telur bisa stabil di harga yang murah namun tetap menguntungkan bagi peternak. Adapun Arief melaporkan, sampai dengan saat ini telah dilakukan fasilitasi distribusi jagung sebanyak 4,4 juta kg.
“Untuk menjaga keseimbangan harga telur maka upaya yang dilakukan harus menyeluruh, dari mulai memastikan stabilitas pasokan harga komoditas pakan di hulu hingga biaya logistik di hilir. Tentunya itu memerlukan sinergi dan kerja bersama,” ucap Arief.
Keyword : APPRNharga telur ayampeternak