AS Waspadai Uji Coba Nuklir Korea Utara

Kamis, 23/03/2023 13:44 WIB

JAKARTA, Jurnas.com - Badan Intelijen Pertahanan (DIA) mengatakan, Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un tampaknya tidak siap untuk melakukan uji coba nuklir selama latihan militer Amerika Serikat (AS)-Korea Selatan, tetapi AS tetap waspada.

Pejabat AS telah memperingatkan selama hampir satu tahun bahwa Korea Utara dapat melanjutkan uji coba nuklir untuk pertama kalinya sejak 2017, sebuah langkah yang akan dilihat sebagai provokasi serius oleh Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang.

Penasihat keamanan nasional Jake Sullivan dan pejabat lainnya memperingatkan kemungkinan itu pada Mei 2022 menjelang perjalanan Presiden Joe Biden ke Asia.

"Saya juga sudah menunggu itu," kata Letnan Jenderal Scott Berrier kepada wartawan di markas DIA.

"Ada banyak faktor berbeda yang berperan dalam kalkulus keputusan (Kim) tentang itu. Dan ada banyak hal yang kami amati dalam hal indikasi dan peringatan. Keduanya belum sejalan," sambung dia.

Berrier mengatakan bahwa Kim dapat memilih waktu uji coba nuklir bertepatan dengan latihan Freedom Shield yang sedang berlangsung oleh militer AS dan Korea Selatan. Latihan 11 hari akan berakhir pada hari Kamis.

"Sepertinya dia tidak akan melakukan itu," kata Berrier. "Tapi dia akan membuka sumbat itu pada waktu dan tempat yang dia pilih, yang merupakan sesuatu yang akan kita awasi dengan sangat, sangat hati-hati."

Korea Utara telah lama dilarang melakukan uji coba nuklir dan peluncuran rudal balistik oleh Dewan Keamanan PBB, yang telah memperkuat sanksi terhadap Pyongyang selama bertahun-tahun untuk menghentikan pendanaan bagi program tersebut.

Dalam beberapa tahun terakhir, badan beranggotakan 15 orang itu telah terpecah tentang bagaimana menangani Korea Utara. Meskipun Rusia dan China mendukung sanksi yang lebih keras setelah uji coba nuklir terakhir Korea Utara, pada Mei 2022 mereka memveto dorongan pimpinan AS untuk menjatuhkan lebih banyak sanksi PBB atas peluncuran rudal balistik baru Korea Utara.

Korea Utara melakukan sejumlah peluncuran yang belum pernah terjadi sebelumnya tahun lalu, di antaranya uji coba rudal balistik antarbenua yang dirancang untuk mencapai daratan AS.

Pengujian itu berlanjut. Korea Utara menembakkan beberapa rudal jelajah di lepas pantai timurnya pada hari Rabu, tiga hari setelah menembakkan rudal balistik jarak pendek ke laut.

Kantor berita Korea Selatan Yonhap mengatakan bahwa peluncuran hari Rabu bisa melibatkan rudal jelajah strategis.

"Strategis" biasanya digunakan untuk menggambarkan senjata yang memiliki kemampuan nuklir. Penembakan rudal jelajah strategis terakhir Korea Utara yang diketahui adalah pada 12 Maret, ketika dikatakan bahwa mereka menembakkan dua dari kapal selam.

Ditanya tentang kesibukan pengujian oleh Korea Utara, Berrier mengatakan dia yakin Kim masih belum puas dengan pencegahannya, meskipun ada kemajuan dalam program militernya dalam beberapa tahun terakhir.

"Dia terus mengejar akurasi yang lebih besar dan mematikan dengan kekuatan misilnya," kata Berrier.

Dia mencatat bahwa pasukan darat konvensional Korea Utara telah berhenti berkembang seiring waktu karena Kim Jong Un telah mengembangkan program senjata nuklir dan misilnya. "Tapi saya pikir Korea Utara jauh lebih berbahaya daripada sebelumnya," kata Berrier.

Sumber: Reuters

TERKINI
Taylor Swift Sedih Tinggalkan Pacar dan Teman-temannya untuk Eras Tour di Eropa Album Beyonce Cowboy Carter Disebut Layak Jadi Album Terbaik Grammy 2025 Ryan Gosling Bikin Aksi Kejutan ala Stuntman The Fall Guy di Universal Studios Dwayne Johnson Senang Jadi Maui Lagi di Moana 2