Keluarga: Lukas Enembe Kaki Tangannya Bengkak dan Susah BAB

Sabtu, 11/03/2023 19:03 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Pihak keluarga Lukas Enembe mengungkapkan kondisi kesehatan mantan Gubernur Papua itu di tahanan KPK yang drop.

Adik Lukas Enembe, Elius Enembe, mengatakan seluruh anggota keluarga semakin kuatir dengan kondisi kesehatan Lukas. Apalagi mereka mendapat informasi dalam sepekan ini Lukas Enembe mengalami gangguan serius berupa tidak bisa buang air besar (BAB), serta kaki dan tangannya membengkak.

Lukas Enembe pun sampai harus diantar ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta Pusat akibat kondisi kesehatannya drop pada Jumat (10/3/2023).

"Artinya sakit bapak (Lukas Enembe, red) ini serius. Kami monitor juga kondisi bapak rupanya ada gangguan tambahan berupa WC besar yang selama seminggu terakhir tidak normal," kata Elius Enembe kepada awak media, Sabtu (11/3/2023).

"Hampir satu Minggu beliau tidak WC besar. Tambahan lagi beliau sudah pakai Pampers, dan tangan bengkak selain kaki yang memang sejak awal bengkak karena kondisi ginjal yang kronis. Ini kondisinya dan kami sayangkan tidak ada langkap KPK untuk membawa beliau berobat," tutur Elius.

Elius atas nama keluarga menduga kondisi Lukas Enembe sangat mungkin diakibatkan karena obat-obatan yang diminum, serta makanan yang dikonsumsi selama masa tahanan.

Pasalnya, Lukas selama ini memiliki pola makan, jenis makan, dan obat-obatan yang sudah direkomendasikan dokter yang memang sejak lama sudah menangani Lukas.

Pihak keluarga Gubernur Papua Non Aktif tersebut pun masih terus menagih janji yang pernah disampaikan oleh Ketua KPK Firli Bahuri saat menemui Lukas di kediaman Koya, Jayapura beberapa waktu lalu, yang intinya akan memberikan izin berobat ke Singapura kepada Lukas Enembe.

"Kami jadi saksi bagaimana janji itu disampaikan bahwa jika Bapak ditahan maka ada jaminan dari KPK untuk mengantar berobat ke Singapura, bahkan sampai biaya segala macam itu ditanggung KPK. Kami keluarga menagih janji itu sekarang," ungkap Elius Enembe.

Bagi keluarga, permintaan berobat ke Singapura tidaklah berlebihan, karena selain permintaan keluarga dan Lukas sendiri, Rumah Sakit Singapura dan dokter di sana sudah menangani Lukas sejak 2012 sehingga tahu persis penanganan pengobatan yang diambil.

"Kenapa harus di Singapura karena memang Bapak sudah terbiasa dengan dokter di sana. Mereka juga yang ikuti betul riwayat sakit Bapak. Jadi tidak ada salahnya beliau minta ke Singapura. Kalau mau KPK dampingi tidak apa-apa. Asal dibawa berobat ke Singapura," kata Elius.

Dia menambahkan, belum lama ini keluarga mendapatkan informasi dari pihak Dokter Rumah Sakit Singapura yang sedang meminta akses kepada Ikatan Dokter Indonesia untuk mengetahui obat-obat apa saja yang diberikan kepada Lukas selama masa tahanan, serta penanganan yang dilakukan di RSPAD.

"Kami harap agar ada akses tersebut karena memang mereka adalah dokter yang selama ini menangani Pa Lukas," katanya.

Lebih dari itu keluarga juga mendesak Komnas HAM untuk turun tangan langsung melihat kondisi kesehatan Lukas di tahanan, termasuk update kondisi terakhir di tahanan serta segera mengeluarkan hasil investigasinya kepada masyarakat.

"Kami masih mengetuk niat baik Komnas HAM agar melihat langsung kondisi bapak. Supaya obyektif sehingga bukan klaim sepihak kami saja. Dan tentu karena pintu Komnas HAM, Pak Lukas bisa mendapatkan Hak Asasinya sebagai manusia termasuk untuk memilih berobat ke Singapura," pungkas Elius.

TERKINI
Richie Sambora Harus Berlutut ke Jon Bon Jovi agar Livin` on a Prayer Dimasukkan ke Album Lagi Bucin, Dua Lipa Peluk Mesra Callum Turner di Jalanan Berkarier Sejak Muda, Anne Hathaway Sering Alami Stres Kronis Gara-gara Tuntutan Pelecehan Seksual, Lady Gaga Batalkan Pesta Lajang Adiknya