Lewat Telepon, Presiden Korsel Minta Trump Berkunjung

Selasa, 31/01/2017 18:45 WIB

Seoul - Presiden terpilih Korea Selatan (Korsel), Hwang Kyo-ahn, meminta Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk segera berkunjung ke negaranya. Presiden yang menggantikan Park Geun-hye itu telah melakukan pembicaraan dengan Trump melalui telepon pada Senin (30/1) kemarin.

Menjawab perihal permintaan presiden baru Korsel tersebut, Trump menegaskan bahwa hubungan negaranya dengan Korsel akan menjadi lebih baik daripada sebelumnya. Presiden terpilih AS itu berharap bisa bertemu langsung dengan Hwang. Dalam percakapannya tersebut, keduanya menyepakati mengenai kerjasama di bidang perdagangan, imigrasi dan militer.

Korsel dan AS merupakan negara yang telah bersekutu setelah perang 1950-1953, dan menjadi semakin erat ketika terjadi perang tetangga antara Korsel dan Korut. Pemerintahan Negeri Gingseng itu sudah sejak lama bersekutu dengan Amerika untuk memerangi Korut.

Sekitar 30.000 tentara Amerika masih berbasis di Selatan, di bawah perjanjian Seoul-Washington untuk menyebarkan THAAD (Terminal High Altitude Area Pertahanan), sebuah sistem anti-rudal di semenanjung Korea tahun ini. Sistem persenjataan tersebut telah mengganggu negara tetangga termasuk Cina.

Pihak berwenang Korea Selatan menegaskan dukungannya untuk THAAD pada Senin kemarin, meskipun beberapa kekhawatiran merebak yang dianggap menggangu hubungan Seoul dengan Beijing, khususnya di kalangan anggota parlemen oposisi.

Perdana Menteri Hwang kini telah menjabat sebagai presiden menggantikan Park Geun-hye pada Desember lalu. Dibandingkan dengan kebijakan pendahulunya, Seoul berpotensi mengadopsi kebijakan luar negeri yang sangat berbeda di bawah pemerintahan baru akhir tahun ini.

Salah satu kebijakannya adalah menyetujui langkah-langkah kebijakan presiden negeri Paman Sam itu. Hwang berani mengambil langkah berbeda dengan pemimpin dunia lain, yang menilai kebijakan-kebijakan Donald Trump yang cukup mengandung kontroversi.[]

TERKINI
Trailer The Boys Musim 4, Billy Butcher Satukan Kembali Komplotannya Rusia Gunakan Hampir 70 Bom Udara, Ukraina Hanya Bisa Mengusir dengan Jatuhkan 13 Drone Dikepung Drone dan Polisi, Pemerintah AS Bungkam Aksi Mahasiswa Pro-Palestina Tersangka Gembong Kejahatan Dunia Maya asal Rusia Hadapi Persidangan di California