Indonesia Perketat Ekspor Minyak Sawit Mulai 1 Januari 2023

Jum'at, 30/12/2022 12:33 WIB

JAKARTA, Jurnas.com - Pemerintah akan memperketat aturan ekspor minyak sawit mulai 1 Januari 2023 untuk setiap ton yang dijual di dalam negeri, sebagai langkah untuk memastikan ketersediaan pasokan dalam negeri dalam kondisi cukup.

Eksportir akan diizinkan untuk mengirimkan enam kali volume penjualan domestik mereka, kurang dari rasio saat ini delapan kali lipat, menurut peraturan baru yang ditinjau Reuters, dan dikonfirmasi pejabat Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marives).

"Untuk mengamankan pasokan dalam negeri, khususnya untuk kuartal I 2023," kata Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marives, Septian Hario Seto menjelaskan alasan di balik perubahan kebijakan tersebut.

Seto mengatakan, rasio tersebut akan dievaluasi secara berkala dengan mempertimbangkan situasi dalam negeri, termasuk ketersediaan dan harga minyak goreng.

Awal tahun ini, pemerintah telah berjuang untuk menjaga agar harga minyak goreng tidak lepas kendali dan memperkenalkan langkah-langkah ekspor produk minyak sawit dengan berbagai tingkat keberhasilan untuk memastikan pasokan dan menurunkan harga.

Larangan singkat ekspor minyak nabati dari Indonesia mengguncang pasar dan memperparah kekhawatiran pasokan global yang ada, namun hal itu juga menyebabkan membengkaknya persediaan dalam negeri.

Indonesia saat ini telah memberlakukan apa yang disebut kewajiban pasar domestik (DMO) yang mewajibkan bisnis untuk menjual sebagian hasil produksi secara lokal dengan imbalan izin ekspor.

Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Eddy Martono dalam pertemuan dengan pemerintah pekan lalu mengatakan masih ada kekhawatiran tentang pasokan minyak goreng, terkait program biodiesel pemerintah dan ekspektasi penurunan produksi minyak sawit pada kuartal pertama.

Indonesia berencana untuk meningkatkan komponen minyak sawit wajib menjadi 35 persen mulai 1 Februari.

Negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia itu juga akan merayakan Ramadan pada Maret 2023, di mana permintaan makanan termasuk minyak goreng biasanya akan meningkat, kata Eddy.

Sementara pelaku usaha akan mematuhi peraturan tersebut, Eddy mengatakan rasio ekspor yang baru harus dievaluasi secara berkala dalam jangka pendek untuk menghindari kelebihan stok.

"Kalau ternyata ramalannya salah dan hasilnya tidak turun drastis, harus dievaluasi, kalau tidak tandan buah segar akan menumpuk lagi di pabrik dan ini akan membuat petani marah," kata Eddy.

Sumber: Reuters

TERKINI
Taylor Swift Sedih Tinggalkan Pacar dan Teman-temannya untuk Eras Tour di Eropa Album Beyonce Cowboy Carter Disebut Layak Jadi Album Terbaik Grammy 2025 Ryan Gosling Bikin Aksi Kejutan ala Stuntman The Fall Guy di Universal Studios Dwayne Johnson Senang Jadi Maui Lagi di Moana 2