Rabu, 23/11/2022 15:50 WIB
Jakarta, Jurnas.com - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengecek sejumlah satuan pendidikan yang terdampak bencana gempa bumi di Cianjur, Jawa Barat, pada Rabu (23/11).
Dia mengatakan banyak sekolah rusak akibat gempa berkekuatan 5,6 SR yang mengguncang Cianjur pada Selasa (22/11) kemarin. Karena itu, Nadiem selanjutnya akan berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR).
"Kami ingin memastikan pemulihan infrastruktur bekerja sama langsung dengan PUPR untuk pembangunan kembali ruang kelas dan dinding-dinding yang rusak," ujar Nadiem kepada awak media.
"Kondisi keamanan harus dipastikan dulu sebelum anak-anak kembali, itupun kami akan koordinasi dengan pemda dan PUPR," lanjut dia.
Menteri PUPR Ajak Masyarakat Tingkatkan Pengelolaan Air
Gempa Garut terasa hingga Jakarta, Sabtu Malam
Ketua Komisi X DPR Sebut Penerapan Pakaian Adat Membebani Orang Tua Siswa
Mendikbudristek mengatakan pihaknya memprioritaskan akses pendidikan dan proses pembelajaran di lokasi gempa. Untuk sementara, terdapat dua opsi pembelajaran yakni pembelajaran daring, dan belajar di tenda-tenda darurat.
Tenda belajar darurat sudah masuk dalam paket bantuan yang dikirim Kemdikbudristek tak lama setelah bencana gempa Cianjur. Selain tenda, Kemdikbudristek juga mengirimkan paket tanggap darurat, school kit, school in the box, kit remaja, alat mainan edukatif, sembako, pakaian, dan obat-obatan serta paket buku bacaan.
"Kami memberikan fleksibilitas bagi masing-masing sekolah untuk meneruskan (pembelajaran). Karena ada orang tua yang tidak ingin menunda sekolah terlalu lama. Kalau mereka ingin melanjutkan sekolah, pemulihan trauma psikologis dan keamanan sekolah menjadi hal paling penting," tegas dia.
Diketahui, menurut data Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Cianjur, hingga kini setidaknya 361 sekolah rusak dan total 1.417 ruang kelas rusak akibat gempa.