Dipicu Kata-kata Trump yang Melecehkan Perempuan

Minggu, 22/01/2017 21:22 WIB

Pada 21 November 2016 lalu, saat dimana Donald Trump benar-benar memenangkan pemilihan presiden AS, sebuah laman facebook telah memublikasikan suatu gerakan protes di hari pelantikan Trump, 20 Januari 2017. Sejak diunggah pernyataan tersebut, sejumlah 44 ribu orang langsung menyatakan akan ikut bergabung, sementara 121 ribu orang menyatakan ketertarikannya.

Laman resmi Women March mengatakan bahwa mereka tetap berdiri bersama dalam solidaritas dengan mitra dan anak-anak untuk melindungi hak-hak perempuan dan anak-anak, keselamatan, kesehatan, keluarga dan mengakui bahwa masyarakat yang beragam adalah kekuatan.

Women March, pada saat awal dikampanyekan, sejatinya bukan protes terhadap Trump atau soal legitimasi pemilu. Lebih dari sekedar itu. Kesadaran mereka didorong untuk menjelaskan isu-isu perempuan, termasuk kekerasan seksual dan diskriminasi di tempat kerja.

Publikasi di facebook mendapat banyak tanggapan dan minat besar dari banyak perempuan AS, bahkan dunia internasional. Pada awalnya, pawai perempuan saat pelantikan Trump mereka sebut "Million Women March on D.C", namun kemudian diubah menjadi "Women`s March on Washington".

"Kami kuat, tapi ini telah menjadi pemilu yang sangat sulit bagi banyak perempuan," ucap Fontanie Pearson, salah seorang penyelenggara pawai, seperti dikutip dari cnn yang publis pada 21 November 2016 lalu.

Pawai yang akan berlangsung di Washington, kata Pearson, merupakan bagian dari gerakan akar rumput yang lebih luas yang diharapkan memiliki efek domino, yang memungkinkan lebih banyak aksi di seluruh negara.

Faktanya bahwa gerakan pawai yang konsepnya sudah muncul sejak lama itu dipicu pernyataan-pernyataan Trump yang cukup merendahkan perempuan. Dalam sebuah rekaman tahun 2005, Trump mengatakan ia bisa mudah meraba-raba perempuan dan pergi begitu saja. Pada saat debat kampanye, Trump juga menyerang Hillary Clinton dengan mencemoohnya sebagai perempuan jahat.

Pada pekan sebelum pemilihan umum berlangsung, beredar sebuah video yang menunjukkan Trump dengan kalimat vulgar dan merendahkan. Video tersebut, seperti dikatakan Trump di dalamnya, bahwa ia bisa meraih perempuan dengan alat kelaminnya tanpa persetujuan mereka. Kalimat itu membuat banyak perempuan menjadi marah, yang sangat memalukan diucapkan calon presiden.[]

TERKINI
Anak Buah Arne Slot Bakal Menyusul Gabung Liverpool Unggah Foto Dirinya Menangis, Instagram Justin Bieber Diserbu Penggemar Mitsubishi Fuso Dukung Jambore Canter Mania di Jambi Gara-gara Masalah Pita Suara, Jon Bon Jovi Anggap Shania Twain Adiknya