Presiden Vladimir Putin Perintahkan Ambil Alih PLTN Zaporizhzhia di Ukraina

Kamis, 06/10/2022 07:35 WIB

JAKARTA, Jurnas.com - Presiden Rusia, Vladimir Putin memerintahkan pemerintahnya untuk mengambil alih operasi di pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar Eropa di wilayah Zaporizhzhia.

 

"Pabrik nuklir Zaporizhzhia sekarang berada di wilayah Federasi Rusia dan, oleh karena itu, harus dioperasikan di bawah pengawasan badan-badan terkait kami," kata Wakil Menteri Luar Negeri  Rusia, Sergei Vershinin seperti dikutip kantor berita RIA.

Putin kemudian menandatangani dekrit yang menyebut ZNPP sebagai properti federal.

Operator tenaga nuklir Rusia, Rosenergoatom mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya akan melakukan penilaian tentang bagaimana memperbaiki kerusakan dan memindahkan semua karyawan Ukraina yang ada ke organisasi baru milik Rusia.

"Organisasi operasi baru dirancang untuk memastikan operasi yang aman dari pembangkit listrik tenaga nuklir dan kegiatan profesional personel pembangkit yang ada," katanya.

Rusia merebut pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia (ZNPP) pada bulan Maret tak lama setelah menyerang Ukraina. Pabrik tersebut terletak di wilayah Ukraina selatan, salah satu dari empat wilayah yang secara resmi dicaplok Presiden Putin pada Rabu (5/10).

Sementara itu, Penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Mykhailo Podolyak mengatakan Upaya serangan hukum Putin menuntut tanggapan segera. Di twitter, ia menyerukan sanksi terhadap pemasok tenaga nuklir milik negara Rosatom.

Ia juga menuntut penghentian semua pembangunan fasilitas nuklir dengan Rosatom dan penolakan setiap kemitraan nuklir dengan Rusia.

Kepala perusahaan energi nuklir negara Ukraina mengatakan mengambil alih ZNPP dan ia mendesak para pekerja di sana untuk tidak menandatangani dokumen apa pun dengan penjajah Rusia.

"Semua keputusan lebih lanjut mengenai pengoperasian stasiun akan dibuat langsung di kantor pusat Energoatom," kata Petro Kotin dalam sebuah video."Kami akan terus bekerja di bawah hukum Ukraina, di dalam sistem energi Ukraina, di dalam Energoatom."

Komentarnya menyusul penahanan singkat oleh pasukan Rusia akhir pekan lalu terhadap Direktur ZNPP Ukraina, Ihor Murashev. Badan Energi Atom Internasional (IAEA) kemudian mengatakan bahwa Murashev telah dibebaskan tetapi tidak akan kembali ke pekerjaan lamanya.

Kepala IAEA ,Rafael Grossi saat ini berada di Ukraina untuk konsultasi lebih lanjut untuk menyetujui dan menerapkan zona perlindungan keamanan dan keselamatan nuklir di sekitar ZNPP sesegera mungkin.

Pada hari Rabu Grossi mengulangi keprihatinannya tentang pasokan listrik ke pembangkit.

"Situasi yang berkaitan dengan kekuatan eksternal terus menjadi sangat genting. Kami memiliki kekuatan eksternal saat ini tetapi, saya akan mengatakan rapuh," katanya kepada Energy Intelligence Forum di London melalui telepon.

Grossi juga akan mengunjungi Moskow minggu ini, dan kantor berita milik negara Rusia TASS mengatakan ia mungkin juga mengunjungi ZNPP setelah melakukan perjalanan ke sana bulan lalu dengan sebuah tim untuk memeriksa kerusakan yang disebabkan oleh penembakan di sekitarnya.

Sebelum invasi Rusia, pembangkit tersebut menghasilkan sekitar seperlima listrik Ukraina dan hampir setengah energi yang dihasilkan oleh fasilitas tenaga nuklir negara itu.

Rusia mencaplok Zaporizhzhia dan tiga wilayah lainnya setelah mengadakan apa yang disebutnya referendum, suara yang dikecam pemerintah Kyiv dan Barat sebagai ilegal dan memaksa. Moskow tidak sepenuhnya mengendalikan salah satu dari empat wilayah tersebut.

Sumber: Reuters

TERKINI
Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya di Kasus Narkoba CERI Laporkan Aspidum Kejati Jawa Timur ke Jaksa Agung Atas Dugaan Ini Gelora Cap PKS sebagai Pengadu Domba: Tolak Gabung Koalisi Prabowo-Gibran Taylor Swift Sedih Tinggalkan Pacar dan Teman-temannya untuk Eras Tour di Eropa