Bukti Operasi Amputasi Tertua di Dunia Ada di Indonesia

Jum'at, 09/09/2022 18:50 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Sekelompok ilmuwan menemukan bukti operasi amputasi tertua di dunia, yang didapati dari sebuah gua di Liang Tebo, Kalimantan Timur.

Dikutip dari BBC pada Kamis (8/9), tulang belulang dari mayat anak muda berusia 31.000 tahun itu menjadi bukti tertua, setelah sebelumnya ilmuwan menyimpulkan operasi amputasi tertua terjadi 24.000 tahun yang lalu.

Menurut arkeolog, mayat yang diamputasi itu dirawat oleh komunitas kuno mereka selama bertahun-tahun sampai mereka menemui ajal. Salah satu peneliti, Melandri Vlok, mengatakan bahwa operasi "cukup jelas" telah dilakukan.

Penjelasan lebih rinci dipaparkan dalam jurnal Nature, yang menyebutkan bahwa operasi dilakukan ketika anak itu masih kecil. Pertumbuhan dan penyembuhan tulang kaki menunjukkan bahwa mereka pulih dan hidup selama 6-9 tahun, dan meninggal di akhir usia belasan atau awal dua puluhan.

Kuburan itu sendiri digali di sebuah gua bernama Liang Tebo, di Kalimantan Timur, tempat yang memiliki beberapa seni cadas paling awal di dunia.

Satu dari tiga peneliti yang menemukan dan menggali kuburan, Tim Maloney dari Griffith University di Australia, mengungkapkan bahwa mereka harus berhati-hati mengangkat tulang tersebut.

"Kami dengan sangat hati-hati membersihkan endapan dan mencatat bagian bawah dari sisa-sisa. Kami dapat melihat bahwa kaki kiri tidak ada, tetapi juga pecahan tulang yang tersisa tidak biasa," ujar dia.

"Jadi kami sangat senang dengan berbagai kemungkinan, termasuk operasi, yang menyebabkan hal ini," imbuh dia.

Tim penggalian meminta Vlok, yang berbasis di University of Sydney, untuk memeriksa sisa-sisa tersebut. "Dengan penemuan seperti ini, campuran antara senang dan sedih, karena ini terjadi pada seseorang," kata Vlok.

"Anak ini mengalami begitu banyak rasa sakit, bahkan jika itu 31.000 tahun yang lalu," imbuh dia.

Karena anak ini menunjukkan tanda-tanda bahwa dia sempat dirawat dan menghabiskan sisa hidupnya, para arkeolog meyakini bahwa ini adalah operasi, bukan hukuman atau ritual apapun.

"Untuk memungkinkan mereka tinggal di daerah pegunungan ini, sangat mungkin bahwa sisa komunitas mereka berinvestasi dalam perawatan mereka," jelas dia.

Arkeolog Universitas Durham, Prof Charlotte Robertson, yang tidak terlibat dalam penemuan tetapi meninjau temuan itu, menambahkan bahwa mereka menentang pandangan bahwa pengobatan dan pembedahan datang terlambat dalam sejarah manusia.

"Ini menunjukkan kepada kita bahwa kepedulian adalah bagian bawaan dari menjadi manusia. Kita tidak bisa meremehkan nenek moyang kita," jelas dia.

Pasalnya, lanjut dia, amputasi membutuhkan pengetahuan yang komprehensif tentang anatomi manusia dan kebersihan bedah, dan keterampilan teknis yang cukup.

"Saat ini, Anda berpikir tentang amputasi dalam konteks barat, ini adalah operasi yang sangat aman. Pasien diberi anestesi, prosedur steril , ada kontrol perdarahan dan manajemen nyeri," kata dia.

"Lalu 31.000 tahun yang lalu, seseorang melakukan amputasi pada orang ini dan itu berhasil," imbuh dia.

TERKINI
Perang Epik Rebutan Kilang Anggur, Brad Pitt dan Angelina Jolie Saling Menuduh Milla Jovovich Ungkap Dirinya Pernah Jadi Baby Sitter Anak-anak Bruce Willis dan Demi Moore Akhirnya Britney Spears Benar-benar Bebas dari Ayahnya Setelah Konservatori Usai 2 Tahun Lalu Scarlett Johansson Dampingi Suaminya Colin Jost Jadi Penghibur di Gedung Putih