Indonesia Mesti Tegas dengan Militer Australia

Rabu, 04/01/2017 17:47 WIB

Jakarta - Pengamat militer dan intelijen,  Nuningtyas Kertopati mendukung keputusan tegas Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menunda kerjasama dengan militer Australia. Menurutnya, keputusan Gatot mengisyaratkan keberpihakan akan harga diri bangsa disaat mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari negara lain.

"Kita memang kadang harus bersikap tegas agar harga diri bangsa tak dilecehkan," ujar perempuan yang biasa dipanggil mbak Nuning ini kepada Jurnas.com di Jakarta, Rabu (4/1/2016).

Nuning menyatakan seharusnya otoritas militer Australia menyadari nilai strategis Indonesia bagi negaranya. Sejatinya, Australia memiliki ketergantungan dukungan dari Indonesia.

Karena itu, kata Nuningtyas, pihak Australia telah menunjukkan kesalahan yang fatal bagi kepentingan negaranya. Apalagi, kata dia, Indonesia merespons tegas melakukan penundaan kerjasama militer.

"Tentu saja Australia membutuhkan Indonesia dalam membangun Sistem keamanan bersama mengingat secara geografis wilayah kita dekat dengan mereka. Dan secara geopolitik banyak kesamaan bentuk ancaman negara yg dapat dikerjakan bersama dalam menghadapinya," ungkapnya.

Kapuspen TNI, Mayor Jendeal Wuryanto menyatakan Indonesia menangguhkan kerja sama militer karena alasan teknis tanpa memberikan rincian. Namun, menurut sejumlah laporan, kerjsama ini ditangguhkan karena adanya sikap tidak sopan yang ditampilkan oleh militer Australia.

Melansir Reuters pada Rabu (4/1/2017), disebutkan pelatih pasukan khusus Indonesia melihat adanya materi yang menghina prinsip Pancasila dalam program pelatihan Australia, yang mencakup kepercayaan pada Tuhan, persatuan Indonesia, keadilan sosial dan demokrasi.

Laporan media Australia mengatakan materi ofensif itu ditemukan di Campbell Barracks, pangkalan militer yang berada di bagian bara Perth. Namun, pihak Campbell Barracks enggan memberikan keterangan apapun mengenai hal ini.

Sementara itu, Kantor Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull, Menteri Luar Negeri Julie Bishop, Menteri Pertahanan Marise Payne juga melakukan hal yang sama. Mereka menolak untuk mengomentari penangguhan kerja sama militer ini.

TERKINI
Taylor Swift Sedih Tinggalkan Pacar dan Teman-temannya untuk Eras Tour di Eropa Album Beyonce Cowboy Carter Disebut Layak Jadi Album Terbaik Grammy 2025 Ryan Gosling Bikin Aksi Kejutan ala Stuntman The Fall Guy di Universal Studios Dwayne Johnson Senang Jadi Maui Lagi di Moana 2