Kamis, 09/06/2022 21:56 WIB
JAKARTA, Jurnas.com - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy memperingatkan, jutaan orang bisa kelaparan karena blokade Rusia terhadap pelabuhan Laut Hitam Ukraina yang katanya telah membuat dunia di ambang krisis pangan mengerikan.
Rusia telah merebut sebagian besar pantai Ukraina, menghalangi ekspor pertanian dan menaikkan harga gandum.
Zelenskyy mengatakan Ukraina sekarang tidak dapat mengekspor gandum, jagung, minyak sayur, dan produk lain dalam jumlah besar yang telah memainkan peran stabilisasi di pasar global.
"Jutaan orang mungkin kelaparan jika blokade Rusia di Laut Hitam berlanjut," katanya dalam sebuah pernyataan video kepada TIME100 Gala 2022 di New York yang dirilis oleh otoritas Ukraina pada Kamis (9/6).
Rusia Klaim Usir Tentara Ukraina dari Wilayah Seluas 547 Kilometer Persegi Tahun Ini
Pasukan Ukraina di Dekat Chasiv Yar yang Terkepung Disebut Sangat Membutuhkan Amunisi
Ukraina Mundur dari Tiga Desa di Timur, Zelenskiy Memohon Bantuan Senjata
Ukraina dan Barat menuduh Moskow mempersenjatai persediaan makanan. Rusia mengatakan ranjau Ukraina diletakkan di laut dan sanksi internasional di Moskow harus disalahkan.
Kyiv dulu mengekspor sebagian besar barangnya melalui pelabuhan tetapi sejak invasi Rusia pada 24 Februari telah dipaksa untuk mengangkut gandum dengan kereta api melalui perbatasan barat Ukraina atau melalui pelabuhan sungai kecil Danube.
Zelenskyy, yang termasuk dalam daftar 100 orang paling berpengaruh tahun 2022 versi majalah Time, mengatakan dia berterima kasih kepada Presiden AS Joe Biden karena "menyatukan dunia bebas ketika ancaman Rusia muncul".
Dia juga mengimbau sekutu Ukraina untuk memasok lebih banyak senjata, menarik perbandingan antara apa yang dia gambarkan sebagai kebencian Rusia dan COVID-19.
"Senjata dan sanksi juga merupakan vaksin: Vaksin melawan COVID-22 yang dibawa oleh Rusia. Kebencian adalah virus, dan bahkan lebih mematikan daripada COVID-19," katanya.
Rusia tidak segera menanggapi komentar Zelenskyy. Moskow mengatakan "operasi militer khusus" di Ukraina dimaksudkan untuk melucuti senjata dan "denazifikasi" tetangganya. Ukraina dan sekutunya mengatakan Moskow telah melancarkan perang agresi yang tidak beralasan.
Sumber: Reuters