Rabu, 30/03/2022 19:03 WIB
Paris, Jurnas.com - Presiden Rusia, Vladimir Putin meminta pasukan Ukraina dibombardir militer Kremlin di Mariupol supaya segera menyerah. Dengan demikian, Rusia selanjutnya akan mengevakuasi warga sipil di wilayah tersebut.
Pernyataan ini muncul dalam panggilan telepon berdurasi satu jam, antara Presiden Putin dan Presiden Prancis, Emmanuel Macron pada Rabu (30/3).
Dikatakan, para pejabat Prancis menyebut pemimpin Rusia setuju untuk mempertimbangkan rencana untuk mengevakuasi warga sipil dari kota Mariupol.
"Penduduk sipil harus dilindungi dan harus meninggalkan kota jika mereka mau. Mereka harus memiliki akses ke bantuan makanan, air, dan obat-obatan yang mereka butuhkan," kata pejabat Prancis dikutip dari BBC.
Tersangka Gembong Kejahatan Dunia Maya asal Rusia Hadapi Persidangan di California
Rusia Masukkan Presiden Zelenskiy dari Ukraina Dalam Daftar Orang yang Dicari
Rusia Klaim Usir Tentara Ukraina dari Wilayah Seluas 547 Kilometer Persegi Tahun Ini
"Situasi kemanusiaan yang sangat menurun ini terkait dengan pengepungan kota oleh angkatan bersenjata Rusia," lanjut pernyataan itu.
Prancis, bersama dengan Turki, Yunani dan beberapa kelompok kemanusiaan, telah mengajukan rencana kepada Putin untuk mengevakuasi kota tersebut.
Para pejabat mengatakan bahwa Putin mengatakan kepada Macron bahwa dia akan "memikirkan" proposal tersebut.
Namun dalam pembacaan telepon tersebut, Kremlin tampaknya menyarankan bahwa Putin tidak memberikan jaminan seperti itu.
Para pejabat Rusia mengatakan bahwa Putin menyebut bahwa "untuk menyelesaikan situasi kemanusiaan yang sulit di kota ini, militan nasionalis Ukraina harus berhenti melawan dan meletakkan senjata mereka".
Pernyataan itu menambahkan bahwa Putin telah memberi Macron "informasi terperinci tentang langkah-langkah yang diambil oleh militer Rusia untuk memberikan bantuan kemanusiaan darurat dan memastikan evakuasi yang aman" warga sipil dari kota tenggara yang terkepung.
Keyword : Rusia Prancis Ukraina Mariupol Vladimir Putin Emmanuel Macron