Australia Larang Ekspor Alumina dan Bjih Aluminium ke Rusia

Minggu, 20/03/2022 16:32 WIB

Canberra, Jurna.com - Australia telah memberlakukan larangan langsung atas ekspor alumina dan bijih aluminium, termasuk bauksit, ke Rusia. Ini merupakan bagian dari sanksi berkelanjutan terhadap Moskow atas invasinya ke Ukraina.

"Rusia bergantung pada Australia untuk hampir 20 persen kebutuhan aluminanya," kata pemerintah Australia dalam pernyataan bersama dari beberapa kementerian, termasuk kantor perdana menteri, dikutip dari Reuters, Minggu (20/3).

Ia menambahkan bahwa langkah itu akan membatasi kapasitas Rusia untuk memproduksi aluminium, yang merupakan ekspor penting bagi Rusia.

"Pemerintah akan bekerja sama dengan eksportir dan badan puncak yang akan terpengaruh oleh larangan untuk menemukan pasar baru dan memperluas pasar yang ada," kata pernyataan itu.

Raksasa pertambangan Anglo-Australia Rio Tinto memiliki 80 persen saham di Queensland Alumina Limited (QAL) dalam usaha patungan dengan Rusal International PJSC Rusia, produsen aluminium terbesar kedua di dunia.

Pekan lalu, Australia memberlakukan sanksi terhadap dua pengusaha Rusia yang terkait dengan industri pertambangannya, salah satunya miliarder Oleg Deripaska yang memegang saham di QAL.

Australia sejauh ini memberlakukan total 476 sanksi terhadap 443 individu, termasuk pengusaha yang dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, dan 33 entitas, termasuk sebagian besar sektor perbankan Rusia dan semua entitas yang bertanggung jawab atas utang negara.

Pemerintah juga mengatakan akan menyumbangkan setidaknya 70.000 ton batubara termal ke Ukraina untuk memenuhi kebutuhan energinya.

Produsen batubara Australia telah dibombardir dengan permintaan pasokan selama beberapa minggu terakhir dari Ukraina dan negara-negara lain seperti Polandia yang telah bergantung pada pasokan Rusia.

"Pemerintah Australia telah bekerja sama dengan industri batu bara Australia untuk mendapatkan pasokan," kata pernyataan itu.

Whitehaven Coal dengan cepat mengatur pengiriman, dan pemerintah sekarang bekerja dengan perusahaan dan pemerintah Ukraina dan Polandia untuk mengirimkan pasokan secepat mungkin, kata pernyataan itu.

Pemerintah juga menjanjikan peralatan militer tambahan dan bantuan kemanusiaan untuk Ukraina.

TERKINI
Taylor Swift Sedih Tinggalkan Pacar dan Teman-temannya untuk Eras Tour di Eropa Album Beyonce Cowboy Carter Disebut Layak Jadi Album Terbaik Grammy 2025 Ryan Gosling Bikin Aksi Kejutan ala Stuntman The Fall Guy di Universal Studios Dwayne Johnson Senang Jadi Maui Lagi di Moana 2