Senin, 07/03/2022 10:52 WIB
Moskow, Jurnas.com - Presiden Rusia Vladimir Putin tertarik menggunakan jasa tentara Suriah berpengalaman dalam pertempuran perkotaan, sehingga pasukan Rusia dapat menguasai kota-kota Ukraina, termasuk ibukota Kyiv.
Mengutip laporan Wall Street Journal pada Senin (7/3), sejumlah warga Suriah sudah berada di Rusia untuk mempersiapkan serangan baru. Sisanya masih berada dalam perjalanan, di tengah invasi Moskow ke Ukraina.
Untuk diketahui, Rusia telah beroperasi di Suriah sejak 2015 untuk membantu pemerintah Suriah berperang dalam perang saudara. Sekarang, Moskow berharap keahlian Suriah dalam pertempuran perkotaan dapat membantu merebut Kyiv, mengutip empat pejabat Amerika.
"Langkah itu menunjukkan potensi eskalasi pertempuran di Ukraina," kata laporan itu dilansir dari Wall Street Journal.
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina untuk Ganggu Pasokan Senjata AS
Kepala KGB Belarusia Picu Ketakutan akan Serangan Udara, Kyiv Evakuasi Dua Rumah Sakit
Penangkapan Wakil Menteri Pertahanan Rusia Kemungkinan Dilakukan Klan Saingannya
"Para pejabat menolak untuk menjelaskan apa lagi yang diketahui tentang pengerahan pejuang Suriah ke Ukraina, status atau skala tepat dari upaya tersebut," tambah laporan itu.
Perekrutan juga telah dilaporkan oleh media Suriah. Menurut sebuah publikasi yang berbasis di Deir Ezzor, Suriah, Rusia menawarkan harga sebesar US$200 hingga US$300 untuk sukarelawan "pergi ke Ukraina dan beroperasi sebagai penjaga" selama enam bulan sekaligus.
Ukraina berdiri tegak dalam menghadapi serangan Rusia selama 12 hari terakhir, yang mengejutkan para ahli yang merasa Rusia belum mengerahkan kekuatan militernya secara maksimal terhadap Ukraina.
Kedatangan konvoi Rusia dilaporkan terhenti karena masalah logistik, moral yang rendah, dan perlawanan dari pasukan Ukraina, meskipun pasukan Rusia terus melakukan invasi
Intelijen AS sebelumnya melaporkan Rusia akan mengerahkan hingga 1.000 tentara bayaran lagi, dan akan mengebom kota-kota untuk tunduk.
Keyword : Rusia Ukraina Tentara Bayaran Suriah Perang