Selasa, 11/01/2022 16:44 WIB
Jenewa, Jurnas.com - Perserikatan Bangsa-Bangsa menyebut dibutuhkan hampir US$5 miliar bantuan untuk Afghanistan pada 2022. US$ 4,4 miliar diperlukan di Afghanistan, sementara US$ 623 juta lebih lanjut diperlukan untuk mendukung jutaan warga Afghanistan yang berlindung di luar perbatasannya.
PBB menemukan lebih dari setengah populasi atau sekitar 22 juta orang menghadapi kelaparan akut. Sementara itu 5,7 juta pengungsi Afghanistan di lima negara tetangga membutuhkan bantuan vital tahun ini.
"Bencana kemanusiaan besar-besaran membayangi. Pesan saya mendesak: jangan tutup pintu (bantuan) bagi orang-orang Afghanistan," tegas Koordinator Urusan Kemanusiaan dan Bantuan Darurat PBB Martin Griffiths dikutip dari Aljazeera pada Selasa (11/1).
"Bantu kami meningkatkan dan mencegah meluasnya kelaparan, penyakit, kekurangan gizi, dan akhirnya kematian," sambung dia.
Rusia Kirimkan Minyak ke Korea Utara Lebihi Jumlah yang Diamanatkan PBB
Hari Ini Dewan Keamanan PBB Gelar Pemungutan Suara soal Keanggotaan Palestina di PBB
Biden Kritik Netanyahu Soal Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
Sejak Taliban menguasai Afghanistan Agustus lalu, negara itu telah jatuh ke dalam kekacauan keuangan, dengan inflasi dan pengangguran melonjak setelah Washington membekukan miliaran dolar aset negara itu, dan lembaga keuangan internasional menangguhkan dana.
Selain itu, pasokan bantuan sangat terganggu karena sanksi AS. Afghanistan juga mengalami kekeringan terburuk dalam beberapa dekade pada tahun 2021. Tanpa paket bantuan, “tidak akan ada masa depan”, kata Griffiths kepada wartawan di Jenewa.
Griffiths mengatakan seruan itu, jika didanai, akan membantu lembaga bantuan meningkatkan pengiriman makanan dan dukungan pertanian, layanan kesehatan, perawatan kekurangan gizi, tempat penampungan darurat, akses ke air dan sanitasi, perlindungan dan pendidikan.
Diperkirakan 4,7 juta orang akan menderita gizi buruk akut pada tahun 2022, termasuk 1,1 juta anak dengan gizi buruk akut.
Griffiths mengatakan tanpa bantuan kemanusiaan, kesusahan, kematian, kelaparan, dan perpindahan massal lebih lanjut akan terjadi, "merampas harapan rakyat Afghanistan bahwa negara mereka akan menjadi rumah dan dukungan mereka, sekarang dan dalam waktu dekat".
Namun, jika donor internasional berlanjut, maka "kita akan melihat peluang bagi Afghanistan yang pada akhirnya dapat melihat buah dari beberapa jenis keamanan".