Australia-Jepang Teken Pakta Pertahanan Bersejarah

Kamis, 06/01/2022 17:46 WIB

Sydney, Jurnas.com - Australia dan Jepang menandatangani perjanjian pertahanan bersejarah. Perdana Menteri Australia Scott Morrison menyebut perjanjian ini akan berkontribusi pada Indo-Pasifik yang lebih aman dan stabil, di tengah upaya China memperluas kekuatan militer dan ekonominya di wilayah tersebut.

Dikutip dari Aljazeera, Perjanjian Akses Timbal Balik (RAA) ditandatangani selama pertemuan puncak virtual antara Morrison dan mitranya dari Australia, Fumio Kishida pada Kamis (6/1).

Dikatakan, ini merupakan perjanjian kedua Jepang di bidang militer. Perjanjian lainnya ialah dengan Amerika Serikat, yang dimulai sejak 1960 silam.

Morrison menyebut penandatanganan RAA sebagai "momen penting bagi Australia dan Jepang yang merupakan bagian penting" dari tanggapan kedua negara terhadap "ketidakpastian yang sekarang kita hadapi".

"Perjanjian itu juga mendukung keterlibatan yang lebih besar dan lebih kompleks dalam pengoperasian antara Angkatan Pertahanan Australia dan Pasukan Bela Diri Jepang," sambung dia.

Penandatanganan RAA terjadi setelah pembicaraan yang dilakukan lebih dari satu tahun. Kantor berita Jepang, Kyodo, melaporkan bahwa pakta itu akan memfasilitasi latihan bersama, pengerahan personel militer Jepang dan Australia yang lebih cepat serta mengurangi pembatasan pengangkutan senjata dan pasokan untuk pelatihan bersama dan operasi bantuan bencana.

Kishida memuji perjanjian itu sebagai "instrumen penting yang akan meningkatkan kerja sama keamanan antara negara-negara ke tingkat yang lebih tinggi".

Kyodo mengatakan Jepang juga akan berusaha untuk menandatangani pakta seperti itu dengan Inggris serta Prancis karena kedua negara Eropa "telah meningkatkan kerja sama pertahanan dengan Tokyo sebagai tanggapan atas China yang semakin tegas".

Analis mengatakan perjanjian itu mengakui pentingnya membangun kemitraan pertahanan yang kuat untuk menghalangi Beijing.

"Jepang melepaskan diri dari batasan konstitusional pascaperang dalam penggunaan kekuatan militer karena Tokyo mengakui tantangan yang dihadapinya dari China," terang Malcom Davis, analis senior di Australian Strategic Policy Institute.

"Ada perselisihan teritorial antara China dan Jepang, dan yang lebih signifikan ada kekhawatiran yang berkembang bahwa China akan mengambil alih Taiwan dalam beberapa tahun ke depan," sambungnya.

Penandatanganan perjanjian Australia-Jepang terjadi beberapa bulan setelah Canberra mengumumkan pembentukan aliansi baru dengan AS dan Inggris yang disebut AUKUS.

Aliansi yang dibentuk pada September lalu ini, akan memungkinkan kapal selam bertenaga nuklir Australia menggunakan teknologi AS.

TERKINI
Terinspirasi Lagu Taylor Swift di TTPD, Charlie Puth Segera Rilis Single `Hero` Tak Mau Punya Anak, Sofia Vergara Lebih Siap Jadi Nenek Raih Nominasi Aktor Terbaik di La La Land, Ryan Gosling Akui Sebuah Penyesalan Gigi Hadid Beri Bocoran Double Date dengan Taylor Swift dan Travis Kelce