Ganjar Capres Terkuat, Puan Maharani Hanya Satu Persen

Senin, 27/12/2021 13:00 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menjadi calon presiden (Capres) 2024 terkuat. Hal itu berdasarkan hasil survei nasional dari Lembaga survei Politika Research and Consulting (PRC) berkolaborasi dengan Parameter Politik Indonesia (PPI).

Direktur Eksekutif Politika Research & Consulting, Rio Prayogo menjelaskan, dari simulasi 32 nama capres, Ganjar memperoleh elektabilitas tertinggi dengan mendapat 23,1 persen dan Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto 21,6 persen.

Posisi ketiga ditempati Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan 11,4 persen, posisi keempat Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno dengan 7,9 persen dan Ridwan Kamil 5,1 persen, sementara Puan Maharani hanya mendapat 1,1 persen.

Jika dikerucutkan menjadi simulasi 15 nama, elektabilitas Ganjar Pranowo tetap yang tertinggi. Posisi kedua hingga kelima ditempati Prabowo Subianto, Anies Baswedan, Sandiaga Uno dan Ridwan Kamil.

Survei tersebut dilakukan pada 12 November-4 Desember 2021 dengan jumlah responden 1.600 orang berusia minimal 17 tahun yang tersebar secara proporsional di 34 provinsi yang diwawancarai secara tatap muka. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode multistage random sampling.

Berikut ini hasil survei capres 2024 kolaborasi kedua lembaga survei ini:

1. Ganjar Pranowo: 25,0%
2. Prabowo Subianto: 22,9%
3. Anies Baswedan: 12,4%
4. Sandiaga Uno: 9,4%
5. Ridwan Kamil: 5,8%
6. Agus Harimurti Yudhoyono: 5,2%
7. Gatot Nurmantyo: 1,9%
8. Khofifah Indar Parawansa: 1,6%
9. Tri Rismaharini: 1,4%
10. Puan Maharani: 1,1%
11. Susi Pudjiastuti: 0,9%
12. Airlangga Hartarto: 0,8%
13. Erick Thohir: 0,6%
14. Surya Paloh: 0,4%
Tidak tahu/tidak menjawab: 10,6%

TERKINI
Berbeda dengan Berkeley, UCLA Tangani Protes Mahasiswa Pro-Palestina dengan Panggil Polisi Parlemen Vietnam Dukung Pengunduran Diri Ketua di Tengah Upaya anti-Suap Protes Kampus Jadi Tantangan Kampanye Terpilihnya Kembali Biden dan Partai Demokrat Korea Selatan Tingkatkan Kewaspadaan Diplomatik dengan Alasan Ancaman Korea Utara