Selasa, 07/12/2021 15:31 WIB
London, Jurnas.com - Pangsa kekayaan rumah tangga yang dimiliki oleh miliarder, meningkat melewati rekor selama pandemi Covid-19, menurut penelitian yang dipublikasi pada Selasa (7/12).
Laporan Ketimpangan Dunia yang diterbitkan oleh jaringan ilmuwan sosial memperkirakan, miliarder tahun ini secara kolektif memiliki 3,5 persen dari kekayaan rumah tangga global, naik dari 2 persen dibandingkan awal 2020 lalu.
"Krisis Covid-19 memperburuk ketidaksetaraan antara yang sangat kaya dan populasi lainnya," kata penulis utama Lucas Chancel dikutip dari Reuters.
Dia mencatat bahwa ekonomi kaya menggunakan dukungan fiskal besar-besaran, untuk mengurangi kenaikan tajam dalam kemiskinan yang terlihat di tempat lain. Laporan tersebut mengacu pada berbagai penelitian spesialis dan data domain publik.
Bayarannya Fantastis, Penampilan Rihanna di Pernikahan Miliarder India Dikecam Mengecewakan
Kirim Surat ke DPR, OJK dan Parekraf, DNA Production Menyayangkan Perlakuan Sebuah Bank Swasta
Vaksin COVID-19 Moderna Efektif Lawan COVID-19 Varian Eris
"Karena kekayaan adalah sumber utama keuntungan ekonomi masa depan, dan semakin meningkat, kekuasaan dan pengaruh, ini menandakan semakin meningkatnya ketidaksetaraan," tulis para ilmuwan.
Temuan ini menguatkan berbagai penelitian yang ada, "daftar kaya" dan bukti lain yang menunjukkan peningkatan ketidaksetaraan kesehatan, sosial, gender dan ras selama pandemi.
Daftar miliarder dunia tahunan Forbes tahun ini termasuk pecah rekor 2.755 miliarder dengan kekayaan gabungan US$13,1 triliun, naik dari US$8 triliun tahun lalu.
Laporan baru juga menunjukkan bahwa kekayaan 0,01 persen orang terkaya naik mencapai 11 persen tahun ini, dibandingkan 10 persen tahun sebelumnya.
Termasuk dalam kategori 0,01 persen orang kaya teratas ialah mereka dengan kekayaan rumah tangga setidaknya 16,7 juta euro (US$ 19 juta), disesuaikan dengan paritas daya beli di seluruh mata uang.
Analis menjelaskan orang super kaya mendapat manfaat dari pergeseran sebagian besar ekonomi dunia selama penguncian berbasis online, sementara yang lain hanya memperoleh keuntungan dari kenaikan harga aset karena pasar keuangan bertaruh pada kecepatan dan bentuk pemulihan global.
Studi ini juga menemukan bahwa sementara kemiskinan meningkat tajam di negara-negara dengan cakupan kesejahteraan yang lebih lemah, dukungan besar pemerintah di Amerika Serikat dan Eropa mampu mengurangi setidaknya sebagian dari dampak tersebut pada berpenghasilan rendah di sana.