Rabu, 01/12/2021 16:15 WIB
Riga, Jurnas.com - Ukraina mendesak NATO untuk mempersiapkan sanksi ekonomi terhadap Rusia, dan meningkatkan kerja sama militer dengan Kyiv.
Permintaan itu disampaikan usai Ukraina bergabung dengan aliansi Barat dalam pembicaraan mencegah Rusia melancarkan serangan baru.
Ukraina yang bercita-cita bergabung dengan Uni Eropa dan NATO, menjadi titik nyala potensial antara Rusia dan Barat, karena hubungan memburuk ke tingkat terburuk dalam tiga dekade sejak Perang Dingin berakhir.
"Kami akan meminta sekutu untuk bergabung dengan Ukraina dalam menyusun paket pencegahan," kata Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, di Riga dikutip dari Reuters pada Rabu (1/12).
Rusia Gunakan Hampir 70 Bom Udara, Ukraina Hanya Bisa Mengusir dengan Jatuhkan 13 Drone
Tersangka Gembong Kejahatan Dunia Maya asal Rusia Hadapi Persidangan di California
Rusia Masukkan Presiden Zelenskiy dari Ukraina Dalam Daftar Orang yang Dicari
Sebagai bagian dari paket pencegahan ini, NATO harus menyiapkan sanksi ekonomi terhadap Rusia jika memutuskan untuk memilih skenario terburuk, seraya menambahkan bahwa aliansi tersebut juga harus meningkatkan kerja sama militer dan pertahanan dengan Ukraina.
"Kami yakin bahwa jika kami menggabungkan upaya, jika kami bertindak secara terkoordinasi, kami akan dapat menghalangi Presiden Putin dan menurunkan motivasinya untuk memilih skenario terburuk, yaitu operasi militer," kata Kuleba.
Menteri Luar Negeri Denmark Jeppe Kofod menyebut setiap operasi militer yang akan melanggar kedaulatan Ukraina, akan menghadapi "konsekuensi berat". Dia juga memastikan bahwa Denmark siap memberikan sanksi "berat".
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan bakal bertindak jika NATO pimpinan Amerika Serikat (AS) menempatkan rudal di Ukraina, yang dapat menyerang Moskow dalam beberapa menit.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan dia akan berbicara lebih banyak tentang masalah ini pada Rabu (1/12), setelah berkonsultasi dengan sekutu NATO.
Keyword : Ukraina NATO Rusia Sanksi Ekonomi