Kementan Tingkatkan SDM Pertanian Lewat SEAVEG 2021

Kamis, 18/11/2021 15:15 WIB

JAKARTA, Jurnas.com - Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementerian Pertanian (Kementan)  terus meningkatkan sumber daya manusia (SDM) pertanian, salah satunya melalui International Symposium Southeast Asia Vegetables (SEAVEG) 2021.

"Saya ingin mengucapkan permintaan maaf karena bapak Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo tidak bisa hadir sini bersama kita karena lagi mengikuti acara food estate di Wonosobo, Jawa Tengah," kata Sekretaris BPPSDMP, Siti Munifah saat memberikan sambutan.

"Ini sebuah kebanggaan atas partisipasi hadirin semua pada acara ini dalam keadaan sehat. Melalui acara ini, saya berharap kita semua dapat secara signifikan berkontribusi kepada negara di masa yang akan datang," sambungnya.

Kegiatan yang dihadiri 200 orang yang berasal dari enam negara, yaitu Indonesia , Belgia, India, Jerman, Portugal, dan Taiwan ini dilaksanakan secara hybrid (online dan offline) pada 18 sampai 20 November 2021 di Hotel Royal Ambarukmo Yogyakarta.

Direktur Politeknik Pengembangan Pertanian Yogyakarta Magelang, Bambang Sudarmanto mengatakan, simposium ini akan menyediakan forum diskusi dan terbuka bagi dosen, peneliti, mahasiswa dan pemangku kepentingan lainnya yang tertarik berbagi pengetahuan.

"Idenya adalah untuk menghubungkan semua pemangku kepentingan sayuran dalam penelitian, produksi, dan distribusi, tidak hanya di wilayah ini tetapi juga di luar," ujarnya.

Semua makalah yang diterima dan dipresentasikan dalam konferensi ini akan memiliki kesempatan untuk dipublikasikan dalam prosiding, diajukan untuk dipublikasikan ke penerbit internasional dan diusulkan untuk diindeks oleh Web of Science.

Konferensi ini telah menerima 103 makalah yang masuk, dimana 88 makalah telah diterima oleh panitia untuk dipresentasikan dan berkesempatan untuk diikutsertakan dalam prosiding. Makalah tentang berbagai topik ini dibagi menjadi 18 sesi paralel dalam konferensi.

Di tempat terpisah, Syahrul mengatakan, dalam upaya mencapai pertanian berkelanjutan, Kementan fokus pada pengembangan kapasitas SDM, penerapan teknologi digital di pertanian, dan penerapan inovasi.

Saat ini, kata Syahrul, Kementan mengembangkan Agriculture War Room (AWR), sebuah pusat kendali untuk monitoring dan komunikasi langsung dengan petani di lapangan dan lembaga terkait lainnya yang berada di seluruh pelosok Indonesiea.

"Penggunaan teknologi informasi dan Intenet of Things (loT) akan membantu para pengambil kebijakan untuk merespon permasalahan di lapangan lebih cepat dan akurat," ujarnya.

Selain itu, Kementan juga melakukan transformasi digital di bidang pertanian dengan mengembangkan pemanfaatan loT (smart greenhouse), robot konstruksi, kecerdas buatan untuk AWR dan automatisasi pada mekanisasi pertanian seperti traktor otomatis dan robot penanam padi.

Syahrul menekankan, sebagai salah satu pondasi penting dalam pembangunan pertanian di Indonesia, pengembangan sumber daya manusia pertanian untuk menghasilkan tenaga professional, independen, dan kompetitif menjadi sangat penting untuk dilakukan.

Untuk itu, Kementan meluncurkan beberapa program dalam mengembangkan petani milenial, di antaranya pendidikan vokasi, pelatihan vokasi, penumbuhan wirausahawan muda pertanian (PWMP), Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS), Duta Petani Millennial dan Duta Petani Andalan.

"Melalui program tersebut, Kementan memperkenalkan pertanian modern kepada para petani millennial agar dapat meningkatkan produksi pertanian dan dapat mengelola pertanian secara efisien," jelasnya.

"Kita berharap bahwa melalui program ini petani millennial akan dapat meningkatkan produksi pertanian, distribusi dan pemasaran. Dalam mengimplementasikan program ini, Kementerian Pertanian enanti menggandeng terkait," sambungnya.

Sejalan dengan transformasi digital pada pertanian, Kementan memandang bahwa kemajuan pertanian di Indonesia ke depan akan sangat bergantung pada petani millennial yang menguasai teknologi khususnya dalam meningkatkan produksi dan distribusi pertanian.

"Mereka para petani milenial yang sangat akrab dengan teknologi adalah partner potensial pemerintah dalam membantu menyelesaikan permasalahan distribusi dan lemahnya akses petani terhadap pasar produk pertanian," katanya.

Lebih lanjut lagi, Kementan percaya, semakin banyak petani muda yang terjun di dunia pertanian akan meningkatkan peluang dalam mengembangkan ekonomi mereka. Dengan memanfaatkan teknologi yang tersedia, dunia ada dalam genggaman para petani milenial.

Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi menjelaskan, SEAVEG merupakan forum diseminasi hasil riset dan inovasi berskala internasional bagi para akademisi, pengambil kebijakan, industri, dan pelaku usaha pertanian termasuk petani milenial di bidang hortikultura.

SEAVEG 2021 menawarkan kesempatan khusus mempertemukan profesor, peneliti, regulator, industri, dan sarjana di seluruh dunia, dan berfungsi sebagai platform memberikan hasil penelitian yang inovatif dan tren terbaru dan pengembangan di bidang pengembangan sayuran.

 

TERKINI
Hoaks! Indonesia Jadi Negara Terkorup No 1 di Dunia usai Orang Ini Korupsi Rp3000 Triliun Richie Sambora Harus Berlutut ke Jon Bon Jovi agar Livin` on a Prayer Dimasukkan ke Album Lagi Bucin, Dua Lipa Peluk Mesra Callum Turner di Jalanan Berkarier Sejak Muda, Anne Hathaway Sering Alami Stres Kronis