Skrining Jadi Kunci Pengendalian Kasus Kanker Payudara

Jum'at, 29/10/2021 17:35 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Spesialis bedah onkologi Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSKD) Jakarta, dr. Bob Andinata, Sp.B(K)Onk menyebut skrining merupakan kunci dalam upaya pengendalian kasus kanker payudara di Indonesia.

Hal ini disampaikan dalam kegiatan `Virtual Talkshow Skrining dan Deteksi Dini: Kenali dan Hadapi Kanker Payudara` pada Kamis (28/10) kemarin, yang diselenggarakan oleh Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) bekerja sama dengan BKOW Sumatera Barat, BKOW Lampung, RSKD, Peraboi, dan Instalasi Deteksi Dini Kanker dan Promosi Kesehatan RSKD.

"Kunci keberhasilan program pengendalian kanker payudara adalah skrining yang diikuti dengan pengobatan yang optimal," terang dr. Bob.

Dia menyebut, berdasarkan laporan WHO pada 2004 silam, lebih dari 50 persen perempuan yang terdiagnosis kanker payudara, tidak pernah melakukan skrining sebelumnya.

Padahal skrining merupakan upaya untuk menemukan suatu kondisi penyakit pada individu sehat tanpa gejala, menggunakan pemeriksaan yang dapat dilakukan dengan mudah dan cepat.

"Sedangkan deteksi dini adalah suatu upaya menemukan penyakit sedini mungkin pada individu dengan gejala, sehingga tingkat keberhasilan terapi lebih optimal," imbuh dr. Bob.

Ditambahkan, terdapat beberapa cara mendiagnosis kanker payudara, antara lain pemeriksaan payudara sendiri (Sadari), pemeriksaan payudara klinis (Sadanis), mammografi, USG, serta biopsi.

"Dengan skrining dan deteksi dini, kanker payudara dapat disembuhkan. Pentingnya melakukan deteksi dini kanker payudara karena semakin dini kanker payudara terdeteksi, makin banyak pilihan terapi, makin tinggi angka kesembuhan, makin rendah total biayanya," ujar dia.

Dipandu oleh Duta YKPI, Dhini Aminarti, artis cantik yang peduli terhadap masalah kemanusiaan yakni kanker payudara, virtual talkshow ini dibuka oleh Ketua YKPI Linda Agum Gumelar.

Dia menekankan bahwa kanker merupakan salah satu penyebab kematian yang tinggi di dunia dan di Indonesia. Berdasarkan Globocan 2020, kejadian baru kanker payudara di dunia meningkat menjadi 19,2 juta dengan tingkat kematian sebanyak 9,9 juta.

Sementara kasus kanker payudara di seluruh dunia menempati urutan pertama kejadian kanker, dengan sekitar 2,3 juta kasus baru dan 680 ribu kematian.

Di kawasan Asia Tenggara, terdapat 159 ribu kasus baru kanker payudara dengan tingkat kematian sebanyak hampir 59 ribu jiwa. Sementara di Indonesia sendiri, tingkat kasus baru kanker payudara mendekati 68 ribu dengan tingkat kematian lebih dari 22 ribu jiwa karena 70 persen datang dalam keadaan stadium lanjut.

"Kejadian ini bisa terjadi karena berbagai hal apakah karena keterlambatan berobat dari sisi pasien (patient delay) atau keterlambatan dari penyedia layanan (provider delay), misalnya dari sisi tenaga medis, sarana dan prasarana," kata Linda.

Dengan mengenali apa dan bagaimana kanker payudara serta terapi apa saja yang harus dijalani, lanjut Linda, akan memudahkan pasien dan keluarganya dalam menghadapi penyakit yang mayoritas menimpa kaum perempuan.

Sebab, siapapun tidak akan siap mendapat vonis kanker payudara, sehingga akan merasa kaget, panik, merasa umur tinggal sejengkal, dan tidak tahu apa yang harus dilakukan.

"Dalam kondisi seperti ini, pasien membutuhkan informasi dari sumber yang tepat," ujar Linda.

Diharapkan dengan mengetahui dan melakukan secara rutin skrining dalam bentuk Sadari dan Sadanis, akan membantu untuk mencegah terjadinya kanker payudara stadium lanjut.

"Kami berharap melalui organisasi BKOW menjadi kepanjangan tangan untuk meneruskan informasi tentang pentingnya skrining dan deteksi dini kanker payudara kepada masyarakat luas khususnya kaum perempuan," tutup Linda.

TERKINI
Unggah Foto Dirinya Menangis, Instagram Justin Bieber Diserbu Penggemar Gara-gara Masalah Pita Suara, Jon Bon Jovi Anggap Shania Twain Adiknya Reaksi Taylor Swift saat The Tortured Poets Department Tembus 2,6 Juta Unit dalam Seminggu Disindir di Album TTPD Taylor Swift, Bagaimana Kabar Joe Alwyn Sekarang?