Rabu, 27/10/2021 22:22 WIB
Teheran, Jurnas.com - Iran mengklaim negara asing berada di balik serangan siber yang melumpuhkan jaringan distribusi bahan bakarnya pada Selasa (26/10) kemarin.
Sebelumnya, kelompok yang mengatasnamakan Predatory Sparrow mengklaim melakukan peretasan, tetapi badan pembuat kebijakan internet Iran menduga ada aktor negara di baliknya.
Dikutip dari BBC pada Rabu (27/10), Presiden Iran Ebrahim Raisi menyebut serangan itu bertujuan "memicu kemarahan publik".
Serangan itu menghantam sistem berbasis intranet yang memungkinkan pengendara membeli bahan bakar bersubsidi dengan kartu pintar yang dikeluarkan pemerintah, menyebabkan antrian panjang di pompa bensin.
Tampil Glamor dengan Rambut Pirang, Billie Eilish Merasa Bukan Jati Dirinya
Tampil Glamor dengan Rambut Pirang, Billie Eilish Merasa Bukan Jati Dirinya
Menteri Luar Negeri Iran Meremehkan Tetapi Tetap Selidiki Serangan Pesawat Tak Berawak
Para peretas juga membajak papan reklame digital di jalan raya di ibu kota Teheran dan di tempat lain, untuk menampilkan pesan "Khamenei, di mana bahan bakar kami?"
Hanya 5 persen dari 4.300 pompa bensin di negara itu yang telah terhubung kembali pada Rabu pagi, kata juru bicara Perusahaan Distribusi Produk Minyak Nasional Iran (NIOPDC) kepada media pemerintah.
Namun, hampir 3.000 pompa bensin mampu menjual bahan bakar offline dengan harga yang tidak disubsidi.
Kebanyakan orang bergantung pada bahan bakar bersubsidi di Iran, yang ekonominya rusak parah akibat sanksi AS selama bertahun-tahun.
"Beberapa bertujuan untuk memicu kemarahan publik dengan menciptakan kekacauan dan mengganggu kehidupan masyarakat," kata Raisi dalam rapat kabinet.
Presiden juga mengklaim bahwa kewaspadaan otoritas Iran mencegah para peretas mengambil keuntungan dari situasi tersebut.
Keyword : Iran Serangan Siber Proksi Jaringan BBM Ebrahim Raisi