Rabu, 13/10/2021 16:55 WIB
Jakarta, Jurnas.com - Bahasa Limola merupakan kelompok bahasa Austronesia, yang tercatat sebagai bahasa tertua di Luwu, Sulawesi Selatan.
Bahasa ini dipertuturkan di dua dusun, yakni Dusun Sassa dan Dusun Makumpa, yang terletak di Desa Sassa, Kecamatan Baebunta, Kabupaten Masamba, Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan.
Dua dusun inilah yang menjadi titik utama pengambilan data penelitian karena dua dusun tersebut memiliki jumlah penutur bahasa Limola terbanyak, yaitu 71.0 persen.
Namun saat ini, menurut keterangan Kepala Balai Bahasa Sulawesi Selatan, Zaenab, status bahasa Limola mengalami kemunduran bahkan terancam punah.
Populasi Menurun, Lima Spesies yang Bermigrasi Terancam Punah
Sukses Ubah Perilaku dan Mindset Petani, Hasil Kakao Luwu Utara Melejit
Melalui Pendampingan Kementan, KWT Luwu Timur Sukses Kembangkan Abon Ikan Gabus
"Kemunduran terjadi karena anak-anak dan remaja sudah sangat jarang menggunakan terlebih menguasai bahasa ini. Hal sebaliknya kaum tualah yang masih aktif menggunakan bahasa tersebut tetapi penggunaannya pun terbatas hanya di kalangan keluarga," kata Zaenab dalam keterangannya pada Rabu (13/10).
Zaenab menyebut hanya kalangan masyarakat yang berusia 20 tahun ke atas yang masih aktif berbahasa Limola. Itupun, lanjut dia, penggunaannya terbatas pada ranah keluarga.
Karena itu, pihaknya berupaya melakukan perlindungan bahasa minor, khususnya bahasa Limola, dengan berbagai cara, di antaranya pemetaan, kajian vitalitas, konservasi, revitalisasi, dan registrasi bahasa dan sastra.
"Upaya revitalisasi atau pemertahanan sebagai wujud pelindungan terhadap bahasa Limola ini perlu dilakukan guna menghindarkan bahasa ini menjadi benar-benar punah," tambah Zaenab.
Keyword : Balai Bahasa Sulawesi Selatan Limola Luwu Kepunahan