Minggu, 10/10/2021 17:33 WIB
Islamabad, Jurnas.com - Pria yang memiliki julukan "Bapak Bom Nuklir Pakistan", Dr Abdul Qadeer Khan, meninggal dunia pada usia 85 tahun setelah dirawat di rumah sakit karena Covid-19.
Khan dipuji sebagai pahlawan nasional karena mengubah negaranya menjadi kekuatan nuklir Islam pertama di dunia.
Tapi dia juga terkenal karena menyelundupkan rahasia nuklir ke negara-negara termasuk Korea Utara dan Iran. Perdana Menteri Imran Khan mengatakan Pakistan telah kehilangan "ikon nasional".
"Dia dicintai oleh bangsa kita karena (karena) kontribusi kritisnya dalam menjadikan kita negara senjata nuklir," kata perdana menteri itu di Twitter pada Minggu (10/10) dikutip dari BBC.
Ditemukan Nyaris Mati, Baboo Harimau Bengal Kini Siap Dilepasliarkan di Afrika Selatan
Serukan Protes, Imran Khan Calonkan Omar Ayub Jadi Perdana Menteri Pakistan
Shehbaz Sharif Bersiap Duduki Jabatan Tertinggi di Pakistan Usai Kakaknya Mundur
Dikenal sebagai AQ Khan, dia berperan penting dalam mendirikan pabrik pengayaan nuklir pertama Pakistan di Kahuta dekat Islamabad. Pada tahun 1998, negara itu telah melakukan uji coba nuklir pertamanya.
Datang tak lama setelah tes serupa oleh India, pekerjaan Khan membantu Pakistan naik sebagai kekuatan nuklir ketujuh di dunia, dan memicu kegembiraan nasional.
Tapi dia ditangkap pada tahun 2004 karena berbagi teknologi nuklir secara ilegal dengan Iran, Libya dan Korea Utara. Pengungkapan bahwa ia menyampaikan rahasia nuklir ke negara lain mengejutkan Pakistan.
Dalam pidato yang disiarkan televisi, Khan menyampaikan "penyesalan terdalam dan permintaan maaf tanpa syarat".
Khan diampuni oleh presiden Pakistan saat itu, Pervez Musharraf, tetapi dia ditahan di bawah tahanan rumah hingga 2009.
Keyword : Bapak Bom Nuklir Pakistan Abdul Qadeer Khan