Pfizer akan Vaksinasi Seluruh Populasi di Toledo Brasil

Kamis, 07/10/2021 09:55 WIB

Brasilia, Jurnas.com - Pfizer akan mempelajari efektivitas vaksinnya terhadap COVID-19 dengan menginokulasi seluruh populasi di atas usia 12 tahun di sebuah kota di Brasil selatan. Demikian kata perusahaan pada Rabu (6/10).

Penelitian akan dilakukan di Toledo, populasi 143.000, di barat negara bagian Parana, bersama dengan Program Vaksinasi Nasional Brasil, otoritas kesehatan setempat, rumah sakit, dan universitas federal.

Pfizer, yang mengembangkan vaksin dengan mitra Jerman BioNTech, mengatakan tujuannya adalah untuk mempelajari penularan COVID-19 dalam skenario kehidupan nyata setelah populasi divaksinasi.

"Inisiatif ini adalah yang pertama dan satu-satunya yang dilakukan dalam kerja sama dengan perusahaan farmasi di negara berkembang," kata Pfizer, dikutip dari Rueters, Kamis (7/10).

Sebuah penelitian serupa dilakukan oleh Institut Butantan, salah satu pusat penelitian biomedis terkemuka Brasil, di kota kecil Serrana, di negara bagian Sao Paulo. Uji coba itu menguji suntikan CoronaVac yang dikembangkan oleh Sinovac Biotech China.

Pada Mei, Butantan mengatakan vaksinasi massal telah mengurangi kematian COVID-19 sebesar 95 persen di kota dengan populasi 45.644 orang. Lembaga ini sedang mempertimbangkan untuk memperpanjang studi untuk dosis ketiga.

"Di sini kami percaya pada sains dan kami menyesali hampir 600.000 kematian akibat COVID-19 di Brasil," kata Walikota Toledo Beto Lunitti pada konferensi pers yang mengumumkan studi Pfizer.

Ada sedikit resistensi anti-vaksin di Toledo, di mana 98 persen populasi telah mendapatkan dosis pertama, terutama vaksin Pfizer-BioNTech. Suntikan COVID-19 AstraZeneca dan Sinovac juga telah digunakan di sana, kata sekretaris kesehatan kota Gabriela Kucharski, menambahkan bahwa 56 persen divaksinasi sepenuhnya.

Regis Goulart, seorang peneliti di Rumah Sakit Moinhos de Vento Porto Alegre yang ikut serta dalam penelitian ini, mengatakan bahwa tujuannya adalah untuk memvalidasi kemanjuran dan keamanan vaksin dunia nyata yang terlihat dalam uji klinis.

"Studi observasional juga akan memberikan kesempatan untuk melakukan pemantauan jangka panjang hingga satu tahun peserta, membantu menjawab pertanyaan yang tersisa seperti durasi perlindungan vaksin terhadap COVID-19 dan varian virus baru," kata Goulart.

TERKINI
Terinspirasi Lagu Taylor Swift di TTPD, Charlie Puth Segera Rilis Single `Hero` Tak Mau Punya Anak, Sofia Vergara Lebih Siap Jadi Nenek Raih Nominasi Aktor Terbaik di La La Land, Ryan Gosling Akui Sebuah Penyesalan Gigi Hadid Beri Bocoran Double Date dengan Taylor Swift dan Travis Kelce